
Namum, bagi saya, hidup menjomblo yaitu kenikmatan. Kenapa? Karena memang kondisi yang mengharuskan saya harus menjomblo. Seandainya keadaan saya - dalam hal ini masih menganggur dan lainnya - sudah menjelma lebih baik maka saya mungkin tidak akan menikmati hidup menjomblo.
Entah menikmati atau tidak mengenai status menjomblo, yang terang apa sih yang menciptakan kita masih tetap menjomblo bila memang berkeinginan untuk melepas masa lajang? Di sini saya akan mengulas mengenai alasan seseorang yang masih menjomblo alasannya yaitu kesulitan mencari pasangan hidup, menurut apa yang saya alami juga.
Kalau bahasa simple dan tidak bertanggungjawab, mungkin akan berkata “Belum Ketemu Jodohnya”. Ya, jelas, jika kita beralasan alasannya yaitu belum bertemu jodoh, ya sudah selesai. Namun di sini ada klarifikasi perihal status menjomblo yang lebih menurut pada nilai usaha.
1. Kualitas Diri yang Rendah Pada Si Jomblo
Dalam hal ini saya akan mencontohkan kasus saya sendiri. Karena memang saya hingga dikala ini masih tetap menjomblo - dalam artian kesulitan mencari pasangan. Kurangnya kualitas diri yang ada dalam diri saya menciptakan saya enggan mencari jodoh. Kalaupun saya semangat mencari jodoh, bakalan akan mengalami proses yang hanya menghambur-hamburkan waktu saja.Kualitas diri di sini yaitu mengenai kesiapan saya sendiri dalam hal menikah. Bukan dalam hal intelektual atau bagaimana. Tetapi kesiapan saya sendiri dalam hal menikah ... yang berujung pada inti pertama di awal pernikahan. Anda mengerti maksudnya? Bukan tidak normal lho... Tetapi begini...
Saya di vonis oleh dokter mengalami kekurangan kalium yang mengakibatkan seluruh otot persendian lemas. Maklum, saya tidak peduli dengan makanan bergizi. Sampai detik ini, saya masih mempunyai otot yang lemas. Anda mengerti maksud otot lemah dalam kaitannya dengan pernikahan? Ya, ibarat itulah kualitas diri yang rendah dalam hal menghadapi awal pernikahan.
Seperti yang dikatakan para ahli, bahwa aktifitas seksual ibarat berjoging hingga jarak yang jauh, mengeluarkan tenaga ekstra. Bagaimana saya siap menghadapi malam pertama, tangan untuk mengetik di komputer saja gampang lemas?
Sampai detik ini, saya masih menganggur akhir kondisi otot persendian yang gampang lemas. Kalau saja otot saya sudah kuat, walau kondisi pengangguran pun saya siap mencari pasangan hidup. Karena saya punya kualitas lain dalam hal bisnis dan bekerja. Saat ini saja saya sedang membangun “bisnis penerbitan buku digital”. Namun masih kekuarangan modal untuk bisnis.
Ada perempuan yang mau berkenalan untuk PDKT? Silahkan hubungi saya. Siap-siap modalin bisnis saya jika sudah menikah :-)
Kualitas otak dalam menggaet perempuan memang penting sebagai jalan mempermudah mendapat pasangan. Namun kualitas otak ibarat ini tidak akan ada gunanya jika kualitas otot untuk persiapan malan pertama sangat rendah! Karena niscaya akan berkata keluhan, “Jangan jadi laki-laki sok jantan! Saya ini loyo!” yang menciptakan batin anda loyo.
2. Si Jomblo Selalu mengeluh
Karena mempunyai kualitas diri yang rendah, entah kualitas otak atau kualitas otot, maka sering yang terjadi yaitu selalu mengeluh. Merasa tidak menjadi laki-laki yang bisa menggaet perempuan sehingga selalu mengeluh. Merasa tidak menjadi laki-laki yang siap action di malam pertama sehingga selalu mengeluh. Dan keluhan lain yang menciptakan kita masih tetap menjomblo. Karena rasa keluhan menciptakan otak kita ter-blok dari perjuangan untuk mendapat pasangan.Bila memang tetap mengeluh akhir kualitas diri yang rendah, tentu solusi yang terbaik yaitu atasi terlebih dahulu kualitas diri yang rendah. Bila sedang diatasi namun tetap mengeluh, alasannya yaitu memang jiwa pengeluh.
Namun, selalu mengeluh mengenai pasangan hidup dan cinta memang harus dihindari walau mempunyai kualitas diri yang rendah atau lainnya. Karena justru, dengan sering mengeluh maka akan semakin sulit untuk mencari pasangan hidup.
3. Tidak melaksanakan perjuangan apapun demi mendapat pasangan hidup
Pasangan hidup yaitu rejeki. Walau kita menolak pasangan hidup, bila ditakdirkan mendapat rejeki berupa pasangan hidup, maka tetap saja kita akan mempunyai pasangan hidup walau masih tetap tidak menyukainya. Rejeki orang, siapa yang tahu?Namun, yang sering dilakukan banyak orang dalam mencari rejeki yaitu terlebih dahulu melaksanakan sebuah perjuangan untuk mendapatkanya. Kalau memang anda lapar, kenapa anda hanya berdoa yang berupa perjuangan batin? Kalau lapar, tentu anda akan berusaha mencari nasi untuk di makan, bagaimanapun caranya.
Sekarang anda ingin pasangan hidup, namun anda hanya berdiam diri, tidak melaksanakan apa-apa. Pertanyaannya, bagaimanakah anda akan mendapat pasangan hidup?
Hampir, tidak ada orang yang tidak berusaha untuk mendapat rejeki termasuk rejeki pasangan hidup. Karena memang, niscaya di sekeliling anda ada yang berusaha membantu mencari pasangan hidup. Namun, bila tidak berusaha mencari pasangan hidup, baik anda atau orang yang disekeliling, bagaimanakah mendapat pasangan hidup?
Makara intinya, bila tidak mau menjomblo, ya usaha. Bila berusaha, jangan banyak mengeluh. Bila ingin tidak banyak mengeluh, ya perbaiki kualitas diri anda. selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar