Cerita Mistis Menguak Misteri Harta Karun Gaib Dan Menarik Emas Batangan Dari Alam Gaib
Berburu harta karun gaib,ya pada postingan cerita misteri kali ini akan menyebarkan kisah konkret cara mengambil harta karun di dalam tanah atau cara mencari emas batangan di dalam tanah dari alam gaib.Penarikan emas secara gaib tidak semudah yang di bayangkan kalau tidak mempunyai kemampuan dalam hal supranatural.Emas yang tersimpan di dalam tanah akan selalu di kuasai oleh bangsa jin untuk itu di perlukan cara menarik emas batangan atau doa mendapat emas dari dalam tanah alam gaib.Langsung saja kita simak kisah konkret misteri berburu emas batangan peninggalan jepang.
Cerita Misteri Penarikan Emas Batangan Dari Alam Gaib
Cerita Misteri.Hujan lebat mengguyur Barbau.Atap seng di gubuk tempatku tinggal,bergemuruh alasannya yaitu hujan butiran es.Barbau yaitu desa kecil di kepulauan Enggano,Kecamatan Enggano,Kabupaten Bengkulu Utara,Provinsi Bengkulu.
Sudah tiga hari saya berpetualang di Pulau Enggano. Aku tiba bukan dari Kota Bengkulu, tapi tiba berperahu dari Pulau Panaitan, Banten Barat. Dengan persediaan solar yang cukup, saya berangkat dari Pulau Panaitan menuju Pulau Enggano. Tujuanku ke sini untuk mengangkat harta karun. Ada emas batangan peninggalan Jepang di daerah Pantal Taoabi, sebelah barat Tanjung Kesna.
Sebagai perempuan, saya dihentikan dan diperingatkan banyak orang untuk tidak nekad berperahu di Samudera Hindia yang ganas. Namun tekadku pantang surut oleh teguran siapapun, termasuk oleh ayah kandungku sendiri. Mulanya, ayahku sangat melarang saya pergi melaut sendiri. Ayah tidak ingin saya celaka di bahari lepas, beresiko tinggi pergi dengan bahtera motor yang hanya berbobot setengah ton.
“Tidak anakku, engkau perempuan yang Iemah, bagaimana bisa engkau berperahu kecil dari Pulau Panaitan menuju Pulau Enggano yang jaraknya begitujauh. Rasanya engkau akan kesulitan menghadapi gelombang bahari yang begitu berat,” kata ayahku, Haji Kusnun Ali, 67 tahun, pada ketika saya memberitahukan akan bertualang supranaturalis ke Kepulauan Enggano dari Pulau Panaitan.
“Percayakanlah kepada kemampuan anak ayah ini. Walau perempuan, tenaga dan fisik saya melebihi dari lelaki. Saya bisa mendayung dengan tangan sejauh 600 mil bahari dan itu sudah saya buktikan di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur sepuluh tahun lalu. Sekarang, bahtera yang saya bermesin, ada mesin kokoh Yanmar gres 90 PK, saya bisa dengan gampang ke sana ayah, percayalah kepada saya, alasannya yaitu yang membantu saya yaitu Tuhan Yang Maha pengasih,” kataku.
Ayahku memahami hal ini. Dia tahu persis bahwa kalau saya sudah nekad dan bertekad, tidak akan bisa dihalangi siapapun, termasuk dirinya. Aku disebutnya anak anangino, lelaki perempuan yang kokoh. Perempuan tapi bermental dan berfisik lelaki. Ayahku sangat tahu bahwa saya unya kemampuan mejelajah bahari dengan baik. Karena saya dilahirkan di tepi Sungai Musi Palembang dan biasa berperahu jarak jauh. Dari Kertapati hingga Sungsang di kabupaten Musi Banyuasin erat Selat Bangka. Itu saya jalani ketika saya kelas dua Sekolah Menengan Atas Karta, jalan Ketandan, Palembang.
Aku mendapat bocoran gaib, bahwa ada emas peninggalan Jepang yang disimpan Jenderal Yamasitha di Pulau Enggano. Pada tahun 1948 kapal Jepang sandar di sini menyimpan emas di Pulau Enggano. Emas itu kemudian dikuasai Raja jin Enggano berjulukan Barotai Jambe dengan ribuan anak buahnya.Seluruh jin di Pulau Enggano.
Sesampainya di Pulau Enggano, saya menitipkan perahuku di dermaga Baraigo. Lalu saya naik ojek menuju lokasi dengan menyea rumah atap seng yang sederhana milik Hail Mubarok Aiwi. Orang Arab yang sudah puluhan tahun mukim di Pulau Enggano. Haji Mubarok Alwi juga seorang paranormal. Dia menjadi dukun urut orang sakit di Pulau Enggano. Dari pekerjaannya mengobati orang Muarbarok Alwi sanggup membeli tanah beberapa ribu meter dan membangun beberapa rumah kecil yang disewakan di Pulau Enggano.
Di Pulau Enggano terdapat beberapa suku atau puak. Di antaranya yaitu Suku Banten dan Suku Kauno. Suku Kauno yaitu puak tertua di Pulau Enggano. Mereka menempati pulau ini semenjak tahun 1934 di jaman pemerintahan kolonial. Selain agama Katolik dan Islam di sini ada satu agama yang berjulukan Agama Ameok, homogen dengan animisme. Pulau di selatan Sumatera ini terdiri dari beberapa desa dengan luas 25 hektar. Ada Desa Banjarsari, Desa Kanaa, Labuho dan Desa Berhawe. Pulau ini dialiri beberapa sungai, salah satunya Sungai Kikuba.
Di Sungai Kikuba inilah saya berlayar menyusuri wilayah untuk mencari titik di mana emas Jepang itu disimpan. Namun sesudah sebulan saya di Pulau Enggano, ternyata hanya kegagalan yang saya temukan. Raja jin Enggano tak mau bernegosiasi, ia tidak mau memperlihatkan sebagian emas yang disimpan Jenderal Yamashita itu untukku.
Kali ini usahaku gagal. Maka itu dengan berat hati saya pergi meninggalkan Pulau Enggano dan kembali ke Pulau Panaitan. Ayahku menyusul saya di Pulau Panaitan dan menempati villa kami di Jenonjo Kidul. Rumah kecil di tengah hutan yang dipakai ayahku untuk berburu hewan hutan.
Setelah beristirahat tanpa mencari harta gaib tersembunyi, saya mendapat bisikan gaib gres dari Mbah Buyut Pangeran Pakuaji.Harta gaib berupa emas di Pulau Enggano akan segera keluar. Raja jin yang menguasai berganti baru. Penguasa usang kembali keTimurTengah. Raja jin gres itu berjulukan Datok Panghajir. jin yang tiba dari Lampung Selatan, dari Gunung Rajabasa. Tanpa berpikir panjang saya pamit lagi sama ayahku untuk bertualang lagi. Aku siapkan dana, materi bakar dan tenagaku untuk kembali berlayar dari Pulau Panaitan menuju Pulau Enggano di Samudera Indonesia.
Dalam bisikan gaib Mbah Buyut Pangeran Pakuaji, bahwa harta karun Jenderal Yamashita di Enggano itu adanya di dua cagar alam. Satu di cagar alam Kioyo dan satu lagi di daerah cagar alam Tanjung
Lasuha. Setelah benlayar selama dua hari dua malam, sampailah saya ke daerah cagar alam yang dimaksud.
Setelah melaksanakan ritual dengan madat Turki, kemenyan Arab dan parfum Elizabeth Arden, saya berhasil mewujudkan Raja jin Datok Panghajir dari Gunung Rajabasa. Datok Panghajir keluar dengan pakaian kebesarannya. Rompi baja dan senjata trisula dari emas.
Ritual Cara Mendapatkan Harta Karun Emas Didalam Tanah Dari Alam Gaib
Di belakangnya ada 123 jin kurcaci, kecil - kecil berkepala botak menyerupai tuyul. Merekalah yang menjadi pengawal setia Raja jin Datok Panghajir yang melaksanakan perang kudeta dan menang. Setelah bisa mengusir ribuan jin dari Arab kembali ke TimurTengah, ribuan jin kurcaci juara perang itu masuk ke Pulau Enggano dan berküasa di dua cagar alam Pula Enggano, Kioyo dan Tanjung Lasuha.
“Buat apa engkau mencari emas Jenderal Yamashita ini anakku?” tanya Sang Raja jin, Datok Panghajir, kepadaku.
“Buat membantu sesama insan Tuan Raja,” kataku.
“Emas itu akan saya jual dan saya bagikan ke seluruh anak yatim yang hidup mereka menderita,” imbuhku pula.
“Berapa banyak yang engkau butuhkan, anakku?” sorongnya, lembut “Sesuai dengan kerelaan hati Tuan Raja Datok Panghajir, berapa kwintal untuk membagi aku,” desisku merendah.
“Baiklah, saya akan memperlihatkan kepadamu dua kwintal dulu. Bila suatu hari kamu membutuhkan lagi, engkau boleh minta lagi kepadaku, anakku ya!” ungkapnya, dengan bunyi berat.
Malam itu saya diberi dua kwintal. Para jin kurcaci menggotong emas itu dimasukkan ke dalam bahtera motorku. Setelah berterima kasih kepada Sang Raja, saya kembali ke perahuku dan malam itu juga saya kembali ke Pulau Panaitan di Banten Selatan.
Semua emas simpanan Jenderal Yamashita di Indoensia ini, dijaga oleh jin. Bagi orang awam, di luar paranormal, tidak akan menemukan letak emas itu dimana. Sebab dalam teori supramistika, apabila emas masuk ke tanah, emas akan menghilang alasannya yaitu ditutupi oleh jin.
Bangsa jin sangat suka emas alasannya yaitu semua pemanis mereka terbuat dari emas. Aku berlayar dengan dua kwintal emas menyusuri laut. Namun angin barat menerpa, sehingga gelombang bahari dan ombak sangatlah besar. Perahu motor ku oleng dan saya terombang ambil di bahari lepas.
Motorku terbawa ke Samudera Hindia dan hanyut ke Pulau Peucang di Ujung Kulon.Setelah ombak reda, angin barat usai, saya kembali ke Pulau Panaitan sesudah mengisi dan mempensiapkan materi bakar yang banyak.
Menjadi dukun penyedot harta gaib, memang tidaklah mudah. Akan lebih gampang bila jadi paranormal yang mengobati orang sakit atau menjadi peramal. Tapi disiplin ilmu suparamistika ku, memang diberikan Mbah Buyut Pangeran Pakuaji khusus untuk sedot harta gaib.
Mulanya keris dan tombak renta milik Prabu Siliwangi dan Patih Gajahmada. Namun alasannya yaitu tidak ada harganya, saya beralih menyedot harta karun berbentuk emas. Baik itu simpanan dari pemerintahan kolonial Belanda maupun Jepang dan Portugis. Harta gaib berupa emas itu menyebar ke seluruh nusantara. Bahkan yang terbanyak ada di Pulau Kalimantan.
Namun di kepingan daerah mana, saya belum mendapat bisikan dari Mbah Buyut Pangeran Pakuaji.Setelah hingga di villa kami di Pulau Panaitan, ayahku sudah tak ada di sana. Senjata berburunya ditinggal tapi ayahku kembali ke Jakarta. Ke rumah kami di jalan Haji Jamin, Cipete Utara, Jakarta Selatan.
Aku telpon ayahku di Jakarta, yang ternyata ayahku sedang berada di Bengkulu.Ayahku tersentak mendengar saya masih hidup. Dia pikir saya mati di Pualu Enggano, maka itu ia pergi ke Bengkulu dan akan naik kapal ke Pulau Enggano mencari kuburanku, di cagar alam Kioyo.
“Alhamdulillah, syukur deh kamu masih hidup. Kalua begitu ayah akan kembali ke Jakarta dan pribadi ke Pulau Panaitan,” kata ayahku dari bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu.
Kata ayahku, saya meninggal alasannya yaitu perahuku diterjang ombak besar di Samudera Hindia. Lalu saya dibawa ke Pulau Enggano dan dimakamkan di cagar alam Kioyo. Ayahku tiba untuk memastikan kematianku itu dan ternyata saya masih hidup. Ayahku senang sekali mengatahui saya masih hidup. Dia pribadi mendatangi ke villa kami di Pulau Panaitan dan kembali tinggal bersama selama beberapa minggu.
Ayahku berburu sementara saya melaksanakan ritual di Hutan kapayang Hijau, mengasah ilmu terbang yang selama ini tertunda. Pikirku, bila saya sudah bisa terbang seprti burung, saya tidak perlukan bahtera bermesin lagi. Aku cukup mengepakkan sayap dan terbang kemana saya suka.
Ayahku mendengar kematainku itu dari gosip radio. Dari villa kami di Pulau Panaitan, ayahku mendengar ada bahtera terhempas karang di Iau Pulau Enggano, Seorang pengedara bahtera bermesin itu tewas tercabik karang dan perahunya hancur. Karena identitas korban tidak jelas, maka warga memakamkan jenzah perempuan pengemudi bahtera itu di cagar alam Kioyo, Pulau Enggano.
Berita itu ternyata gosip mistik. Tidak ada persitiwa itu tetapi ayahku yakin bahwa akulah korban yang diberitakan. Maka itu ayahku buru-buru ke Jakarta kemudian ke bandara Soekarno-Hatta dan terbang ke bandara Fatmawati Soekarno di Bengkulu.
Memang selama saya bertualang, handphoneku tidak saya aktifkan alasannya yaitu juga batere nya lemah. Bahkan batere itu kembung dan aisi rusak terkena semburan air bahari Samudera Indonesia.Kini saya bersama ayahku di villa Guamoyo, milik kami di tengah hutan Pulau Panaitan. Ayahku berburu manjangan, kancil dan burung untuk dimasak. Ayahku paling suka makan daging kancil, manjangan dan burung elang. Kami masak berdua dan kami senang di villa yang dikatakan warga setempat sebagai rumah misterius itu.
Karena bangunan villa kami menyerupai rumah hantu, rumah pangeran Drakula di Inggris Raya. Kecil tapi bertingkat dan arsitekturnPaseo De Garcia tua.Setelah beberapa bulan di Panaitan, awal tahun 2017 kami kejakarta bersama. Ayahku membantu saya membagikan uang dari penjualan emas itu ke panti panti yatim, orang miskin dan keluarga jompo di Jakarta Utara.
Kini, alhamdulillah, saya sudah bisa terbang sedikit. Setiap satu kilometer saya berhenti. Hinggap di pohon.seperti burung. Setelah terbangku panjang, ribuan kilometer, saya sudah sanggup ijin dari ayah dan Mbah Buyut Pangerang Pakuaji untuk terbang ke Afrika Selatan. Aku akan mengambil emas yang begitu banyak tersembunyi di Cape Town, negara Nelson Mandela yang terdapat ribuan ton emas gaib di tanah Afsel.KaIi ini saya tidak berperahu lagi, namun terbang seperi burung bangau, yang jauh sepanjang ribuan mil bahari tanpa berhenti. Migrasi di antara trend panas ke trend dingin. Di antara iklim torpis Indoensia ke iklim hambar di Afrika Selatan. (Kisah petualangan gaib Neneng Anjarwati.Sumber:Misteri)
Jangan lewatkan :
Jangan lewatkan :
Itulah kisah mistis menguak misteri penarikan harta karun gaib emas batangan peninggalan jepang Jenderal Yamasitha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar