Dongeng Anak Cerita Rakyat La Golo Anak Pemalas Cerita Rakyat Nusantara Dari Nusa Tenggara Barat
Dongeng Anak Cerita Rakyat hari ini akan mengembangkan Cerita dongeng cerpen anak yang mempunyai pesan moral yang sangat baik untuk anak pemalas supaya menjadi rajin atau dongeng anak yang mempunyai pesan moral mencegah anak menjadi pemalas.Kumpulan Dongeng Anak ini sanggup sebagai media dongeng sebelum tidur sang anak serta menambah kedekatan korelasi orang renta dengan anaknya.Langsung saja inilah cerita legenda dongeng rakyat untuk anak.
Cerita Rakyata Dongeng Anak La Golo Cerita Legenda Nusantara Dari Nusa Tenggara Barat /NTB
Disebuah desa kecil, hiduplah sepasang suami istri yang gres saja dikaruniai anak.Telah usang mereka menanti kehadiran sang buah hati, Seorang bayi lelaki yang tampan dan lucu. Anak itu mereka beri nama La Golo, yang artinya yakni Pembuka Jalan. Kedua orangtua La Golo sangat berharap nantinya sang bayi mungil tumbuh menjadi laki-laki remaja yang gagah berani, membuka lahan untuk pertanian dan memimpin masyarakat dengan bijaksana.
Sayangnya, La Golo tak ibarat keinginan ayah ibunya. Sejak kecil, sudah terlihat sifat manja dan pemalasnya. Ia suka menangis dan merengek ketika meminta sesuatu, dan merajuk kalau keinginannya tidak terpenuhi. La Golo juga tidak mau membantu pekerjaan di rumah, kerjanya hanya makan dan bermalas-malasan saja.
‘’DahuIu kita beri ia nama La Golo dengan keinginan supaya ketika remaja nanti membawa golo atau golok keluh sang suami pada istrinya suatu malam. “Kita berharap ia bisa membuka lahan pertanian dan perkebunan gres supaya sejahtera, tapi beliau benar-benar pemalas! Bagaimana mau membuka Iahan perkebunan kalau membantu mencabut rumput saja tidak mau”
‘iya, saya tak tahu lagi bagaimana caranya memberitahu anak itu supaya mengubah perangainya.” Sahut istrinya sedih.
Di desa, La Golo populer sebagai anak nakal, suka berkelahi dan mengejek belum dewasa lain. Orangtuanya sangat aib alasannya yakni hampir setiap hari ada penduduk desa yang melaporkan kenakalan putranya. Berkali-kali mereka mencoba menasihati, namun La Golo tak berubah juga. Semakin dewasa, tingkah lakunya semakin sulit diatur.
Tibalah masanya berburu. Usia La Golo sempurna menginjak tujuh belas tahun. Adat di desa tersebut mengharuskan anak laki-laki usia tersebut untuk mulai berburu.
“Aku tak mau ikut berburu” Rengek La Golo pada ayahnya.
“Kau harus ikut. Itu tabiat di desa kita, kau harus mematuhi aturan adat
“Tapi saya tak suka pergi masuk hutan, apalagi harus berlari-lari mencari binatang buruan. Lebih baik saya tinggal di rumah saja”
“Kalau kau tak mau berburu, maka kau harus menghadap kepala tabiat untuk mendapatkan hukumannya. Seluruh penduduk desa pun akan memandangmu sebagai laki-laki lemah dan pengecut. Apakah itu yang kau inginkan, Nak?”ujar ayahnya.
Dengan perasaan kesal, La Golo pun hasilnya ikut berburu. Ia tak punya pilihan. Kepala tabiat akan menunjukkan eksekusi keras bagi pelanggar aturan desa, demikian pula semua orang di desa, mereka akan menghinanya seumur hidup.
Keesokan harinya, La Golo berkemas-kemas mengikuti ayahnya dan pria-pria desa lain untuk berburu. Mereka menyiapkan busur, panah, bendo serta senjata lainnya. Sejak pagi sang ibu pun sibuk di dapur mempersiakan nasi dan lauk pauk sebagai bekal mereka.
penduduk desa berangkat menuju hutan sebelum matahari terbit. Hutan tersebut bahwasanya tak terlalu jauh, namun di sepertiga perjalanan, La Golo yang terbiasa bermalas-malasan sudah merasa sangat kelelahan.
“Ayah, apakah hutannya masih sangat jauh? Aku sudah sangat keIelahan berjalan.” gerutunya.
“Tak terlalu jauh lagi. Ayo, cepatlah.”
“Bagaimana bisa cepat, saya membawa busur dan panah, juga perbekalan. Berat sekali”
Ayahnya menghela napas. “Baiklah, sini saya bawakan busur, panahmu dan bekalmu supaya kau bisa berjalan Iebih cepat”
La Golo menyerahkan peralatan berburu dan membiarkan ayahnya membawa semua. Ia tak peduli kalau ayahnya juga kelelahan alasannya yakni harus membawa banyak barang sementara perjalanan masih jauh. Ia berjalan lambat lambat di belakang rombongan pemburu. Makin lama, makin jauh jaraknya antara Ia dan rombongan tersebut.
Karena tak melihat rombongan di depannya, La Golo kemudian tetapkan berhenti dan beristirahat di tepi jalan. “Toh, nanti ketika pulang mereka akan lewat jalan ini lagi, jadi sebaiknya saya menunggu di sini saja daripada ikut berburu:’ Pikirnya.
Ketika sedang duduk bersitirahat, tiba-tiba La Golo mendengar bunyi dari balik bukit.
“Hooo.... hoooo....”
“Hah, bunyi apakah itu? Aku belum pernah mendengarnya.” La Golo tertarik. Ia pun mencari asal bunyi itu, tanpa disadari ia sudah berjalan jauh ke balik bukit. Sampailah Ia di sebuah pohon yang amat besar. Suara itu berasal dari sana. La Golo mendongak, dilihatnya buah-buahan pohon tersebut bergantungan di setiap dahan. Warnanya hijau muda, berbentuk ibarat tabung berlubang. Dan lubang tersebutlah angin mengalir dan menciptakan bunyi yang tadi didengar oleh La Golo.
Rasa penasarannya tuntas, La Golo berniat kembali lagi ke tepi jalan untuk menunggu ayahnya pulang berburu. Betapa terkejutnya Ia alasannya yakni tak ingat jalan kembali. Saat mencari asal bunyi ia tak memperhatikan arah, dan kini ia tersesat.
Cerita Rakyat Dongeng Cerpen Anak La Golo Untuk Anak Pemalas Legenda Nusantara Indonesia
Dengan bingung, La Golo berusaha mencari jalan pulang, namun sia-sia sampai hasilnya Ia makin tersesat, masuk jauh ke daerah di balik bukit yang penuh pepohonan lebat. Rasa takutnya mulai muncul. Berkali-kali ia memanggil ayahnya.
“Ayah! Di mana kah kamu? teriak La Golo dengan putus asa. Panggilannya hanya dijawab oleh bunyi “Hooo... hooo....” dari buah-buah tadi. La Golo mulai Ielah, perutnya lapar alasannya yakni semua bekal dibawa oleh ayahnya. Ia pun mencari makan dari buah-buahan yang jatuh. Di dalam hatinya, ia mulai meratapi kenakalan dan kemalasannya. Ia sadarjika Ia Iebih patuh pada orangtuanya, ia tidak akan tersesat ibarat ini. Ia berjanji,jika bisa menemukan jalan pulang, Ia akan menjelma anak yang Iebih baik.
Berhari-hari La Golo berjalan di tengah hutan. Ia makan buah apa saja yang bisa ditemukan, tidur di atas dahan pohon supaya tak dimangsa binatang buas, dan terus berjalan tanpa tahu arah. Sampai suatu hari, La Golo bertemu dengan seorang pemburu berjulukan Sandari. Setelah mendengar kisahnya, Sandari mengajak La Golo bertualang. Ia juga mengajari La Golo bertahan hidup, bekerja keras mengumpulkan makanan serta berguru berburu.
Sandari yakni pemburu yang cerdas. Ia mengajari La Golo banyak sekali keterampilan, ibarat berlari secepat rusa, memanjat setangkas monyet, membuka hutan sekuat gajah serta membidik sasaran setajam mata elang. La Golo yang sudah menjelma Iebih baik, tak henti-hentinya mempelajari keterampilan tersebut.
Suatu hari kedua cowok itu datang di sebuah desa, di mana sedang diadakan pertandingan berkelahi ketangkasan di istana. La Golo teratrik ikut bertanding, dan dengan gampang ia mengalahkan pesaing-pesaingnya. Pada perlombaan Iari, ia bisa berlari dengan sangat cepat. Pada perlombaan memanjat pohon, ia pun bisa memenangkannya. Sampailah gilirannya untuk mengikuti lomba memanah, dan Ia berhasil mengalahkan para kstaria kerajaan. Raja pun terkesan dengan kemampuan La Golo, kemudian bertanya hadiah apa yang diinginkannya selain uang.
“Hamba ingin pulang ke desa hamba dan bertemu dengan kedua orangtua hamba lagi, Yang MuIia.”ia pun kemudian menjelaskan asal-usulnya pada sang raja. Raja pun memerintahkan pengawalnya untuk mencari desa asal La Golo.
Tak perlu waktu lama, La Golo pun hasilnya sanggup bertemu lagi dengan kedua orangtuanya. Ia menangis meminta maaf akan kesalahan yang diperbuatnya selama ini dan berjanji akan menjadi anak yang baik dan berbakti.
Orangtua La Golo yang menerka anaknya sudah mati diterkam binatang buas, sangat senang mendapatkan putra terkasihnya kembali. Mereka meneteskan air mata bahagia, apalagi melihat sikap La Golo sangat berubah.
La Golo pun kemudian menepati janjinya, menjadi anak berbakti dan Senantiasa membantu orangtuanya. Ia membuka lahan pertanian dan perkebunan, dan bekerja keras supaya hasilnya sanggup dijual ke pasar. Orangtuanya pun sangat bahagia.
Jangan lewatkan Dongeng Anak Cerita Rakyat Batu Menangis perihal anak durhaka
dan juga Dongeng anak danau toba perihal pentingnya menepati janji
Jangan lewatkan Dongeng Anak Cerita Rakyat Batu Menangis perihal anak durhaka
dan juga Dongeng anak danau toba perihal pentingnya menepati janji
Itulah dongeng rakyat dongeng anak La Golo legenda cerpen anak dari Nusa Tenggara Barat
Pesan Moral Dari Cerita Rakyat Dongeng Anak La Golo Yaitu:
Menjadi anak yang rajin, berdikari dan senantiasa menyenangkan orangtua akan menciptakan kita menjadi senang dan sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar