Kumpulan cerpen kisah konkret kisah sedih seorang janda yang bertemu arwah orang meninggal
Cerita kisah nyata.mistis misteri,kisah sedih cerpen sedih cerita terbaru kisah cinta sedihcerita janda.Sejak dicerai oleh suamiku, saya pergi jauh dan Jakarta menuju sebelah utara Pulau Jawa. Rasa malu dan frustasi menciptakan saya nekad pergi jauh dari keluarga, famili dan para sahabatku di ibukota. Untunglah saya tidak punya anak. Maka tidak ada beban bagiku untuk minggat, kabur menjauh dari pandangan tetangga dan kerabat, menghilang kemudian pergi ke Pulau Miangas. Pulau terluar Indonesia yang lebih bersahabat ke negara Filipina. Desa nelayan yang di kecamatan Nunusa, kabupaten Kepulauan Talaud, provinsi Sulawesi Utara.
Menerima sebagai takdir Tuhan Azza Wajalla, maka peranakanku lemah dan divonis takkan sanggup anak seumur hidup. Dan saya nrimo mendapatkan kenyataan itu. Tiga kali hamil muda, tiga kali pula keguguran. Sejak itu saya tidak bisa hamil lagi bahkan selamanya tak akan bisa mengandung. Oleh sebab kelemahanku itu, maka suamiku menentukan menikah lagi. Kang Mudrika Hasan, suamiku, menikahi seorang gadis belia Faizah Fatimah dan desa Situ Uncal, Purwasari, di kaki Gunung Salak, Bogor, yang dibelinya dengan harga mahal kepada orang renta gadis itu. Setelah menikahi gadis anggun itu, saya disia-sia bahkan diceraikannya di pengadilan agama Jakarta Timur. Di pengadilan agama Jakarta Timur di Pulogadung, saya diputuskan cerai dan diberikan uang Rp 30 juta sebagai uang kerohiman.cerita
Maka dengan uang itulah saya pergi jauh dari rumah. Mungkin, pergi untuk selama-lamanya.Pukulan terberat bagi seorang istri ialah dihina, dimadu kemudian diceraikan suami. Rasanya saya tiba-tiba menjadi menyerupai sampah, barang yang tak berguna, barang terbuang, tak berharga lagi kemudian dilempar ke tempt pembuangan simpulan dan dibakar. Semua perempuan akan merasa terhina jika mengalami nasib menyerupai diriku.cerpen sedih mengharukan
Suami menikah lagi sebab alasan ingin mendapatkan keturunan, kemudian dicerai dan disantuni menyerupai pengemis. Tapi pikirku, sudahlah, ini ialah takdir yang harus saya hadapi dengan hati ikhlas, tawakkal dan pasrah kepada Tuhan Yang Maha Besar.Maka pada Sabtu Pahing, 25 Oktober 2014, bertepatan dengan tahun bacin hijriah 1435 saya terbang ke uatara Pulau Jawa. Dari bandara Soekarno-Hatta saya naik pesawat Garuda Indonesia Airline ke bandara Sam ratulangi Manado. Dari bandara Sam Ratulangi saya berlayar dengan kapal ferry ke Pulau Miangas. Sebuah pulau terjauh dari Jakarta sebelah utara. Lebih bersahabat ke Filipina Selatan di kabupaten Kepulauan Ta laud.
Aku menentukan kabur ke Pulau Miangas sebab ada seorang sahabat baikku yang tinggal di Pulau ini. Dia ialah Anna Maryana, sahabat Sekolah Menengah Pertama Javantra yang menikah dengan laki-laki Kepulauan Talauci dan tinggal di Desa Miangas, desa di pulau terluar lndoensia sebelah utara. Sementara pulau pada cuilan paling selatan Indonesia ialah Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur.
Kedua orangtuaku, ibu dan bapakku sudah usang tiada. Sementara adik dan kakakku, kedua-duanya juga sudah mendahuIui aku. Maka itu saya disebut orang sebagai gadis sebatangkara. Ketika menikah dengan Kang Mudrika Hasan, wali nikah ku ialah pamanku, Uwak Amir Syamsudin, kakak tertua dari almarhum ayahku. Namun, setahun lalu, Uwakku wafat pula, hingga saya kehilangan keluarga dari ayah juga dan ibuku. Maka sempurnalah penderitaanku ketika saya disia-sia suami dan diceraikannya.kisah sedih
Saat memutuskan untuk kabur, maka saya tidak memerlukan untuk berkonsultasi dengan siapapun. Karena saya tidak punya siapa-siapa lagi. Rumah yang saya miliki, saya kontrakkan dan dai hasil kontrakan itulah maka saya sanggup memperpanjang hidupku. Uang itu ditransfer via bank dan kuterima di Pulau Miangas. Karena Miangas desa kecil hanya berpenduduk seribu jiwa, maka jika mengambil uang di bank, saya pergi ke ibukota kecamatan Nunusa, 145 mil bahari dart Desa Miangas.kisah cinta sedih
Sementara itu, mantan suamiku, Kang Mudrika membangun rumah glamor di kaki Gunung Salak. Dia tinggal di situ dan mengandalikan bisnis kontraktor real estatenya dari Gunung Salak. Sementara perkantorannya di Rasuna Said, Casablanca, Kuningan, Jakarta Selatan, dikendalikan oleh orang kepercayaannya, Sutisna Wijaya, adik bungsunya yang insinyur bangunan.
Cerita terbaru cerpen sedih cerita sedih kisah cinta sedih mengharukan seorang perempuan yang di bumbui drama mistis misteri
Melepaskan hidupku dan masa lalu, ialah dengan pergi jauh dari Jakarta. Aku hapus semua kenangan dan memulai hidup bertualang sebagai janda di pulau terpencil. Ada perintah gaib dalam mimpiku bahwa saya harus menemui sahabat baikku Anna Maryana dan tinggal di Pulau Miangas.
Anna tentu saja tersentak kaget dikala saya tiba-tiba tiba ke rumahnya di Miangas, namun ia mendapatkan saya dengan baik. Dan suami Anna, saya bisa membuka usaha warung kopi, warung sembako dan berjalan lancar hingga tahun 2017 ini. Sudah tiga tahun saya di Miangas dan telah melupakan semua kenangan indah bersama Kang Mudrika selama dalam mahligai ijab kabul di Jakarta. Kebahagiaan selama ini saya hapus dan kuisi dengan perilaku mandiri, teguh, kokoh untuk merajut hidup tanpa ketergantungan lagi dari seorang Kang Mudrika yang sepuLuh tahun bersamaku.cerita janda muda
Setelah tiga tahun saya bermukim di Miangas dengan segala suka dan duka, pada hari Rabu tanggal 19 Oktober 2016, Desa Miangas dihebohkan sebab akan kehadiran Bapak Presiden Joko Widodo. Semua perangkat desa, pejabat kecamatan,pemimpin kabupaten sibuk membenahi Pulau Miangas sebab RI Satu akan tiba bersama rombongan dart ibukota. Pak Joko Widodo akan didampangi Bapak Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo, Bapak Menteri perhubungan Pak Budi Karya dan bapak gubernur Sulawesi Utara, Bapak Olly Dondokambey.
Kami masyarakat desa Miangas sangat bergembira akan kehadiran presiden republik Indonesia. Dan kata Pak Oily Dondokambey, gubernur kami, bahwa hanya Pak Joko Widodo Iah presiden Indoensia yang mau tiba ke Pulau Miangas.Rombongan naik pesawat milik ketentaraan, CN-295 TNI-AU di bandara kecil yang akan diresmikan oleh bapak oko Widodo sebagai presiden Indonesia. Kami di Mianga punya bandara dan gres kali itulah kami merasa diperhatikan oleh kepala negara. Maka itu, Pak Jokowi menjadi pembicaraan kami, bukan hanya di Pulau Miangas, tapi di Talaud dan Sulawesi Utara.cerpen sedih
Pada hari-hari pertama di Pulau Miangas masih terasa berat. Maklumlah, saya anak kota, lahir dan besar di Jakarta kemudian harus ttnggal di desa kecil, pulau terpencil yang masih sept dan sunyi. Jauh dari hiruk pikuk kehidupan malam dan dunia gemerlap sebagaimana ibukota yang semarak selama ini saya hadapi. Di sini saya berubah teladan pikir, teladan hidup dan merubah segala-galanya.
Termasuk pakaian dan tata cara pergaulan. Setiap hari saya makan ikan yang penuh gizi, ikan segar dari nelayan Miangas dan makan sayur mayur serta protein alamiah yang didapat dari Iaut. SebuIan pertama masih agak sulit menyesuaikan diri, namun bulan berikutnya Iebih mudah, setahun, sangat gampang dan sekarang, bahkan saya putuskan untuk selamanya di Pulau Miangas. Bahkan saya akan dikubur dikala mati nanti di Pulau Miangas.kisah konkret terbaru
Pulau Miangas dulunya dikuasai Belanda. Ini terjadi pada tahun 1677 Masehi. Lalu diambil oleh Filipina pada tahun 1891. Nama pulau ini dulunya bukan Miangas, tapi ,La Pamas. Namun Belanda menggugat di Makamah Arbitrase Internasional dengan hakim Max Huber. Belanda menang dan Pulau Miangas atas La Pamas kembali kepemilikannya oleh Belanda pada tanggal 4 April 1928. Saat Belanda meninggalkan Indonesia dan kita merdeka tahun 1945, maka Pulau Miangas pun kembali ke pangkuan negara Indonesia.
Penduduknya pun, kini dan Talaud, orang-orang Sulawesi Utara keturunan Sangir dan Talaud. Bahkan ada beberapa warga keturunan Filipina Selatan sebab jarak Miangas ke Filipina hanya 45 mit bahari dan kami biasa bolak balik naik bahtera motor ke Filipina Selatan. Bahkan sebagian uang yang beredar ialah mata uang Peso, uang negara Filipina. Namun bendera, tetap merah putih dan kami semua ialah bangsa Indonesia dengan garuda di dada.
Pada dikala kedatangan Pak Presiden, Pak Panglima TNI, Pak Menteri Perhubungan dan Pak Gubernur Sulawesi Utara, saya berkenalan dengan seorang wartawan media cetak dari Jakarta. Sebuah media besar yang sangat populer dan dibaca ratusan ribu orang setiap hari. Sebutlah koran harian itu namanya Kokom.
Sang Wartawan melepaskan diri dari liputan presiden kemudian ngopi di warungku dan bertanya banyak hal. Ketika ia bertanya asalku dari mana dan kukatakan apa adanya bahwa saya dari Jakarta, wartawan itu sangat tertarik dan terus menanyaiku. Dia bertanya kapan saya mulai tingal di Miangas, mengapa saya menentukan Miangas dan hingga kapan saya akan menetap di Pulau Miangas. Dasar wartawan jago memancing hal pribadi, maka semua kasus pribadikupun terungkap dan ia turut prihatin akan nasibku, yang balasannya terdampar di Pulau Miangas, pulau terluar Indonesia yang sedang diperhatikan juga dibangun oleh pemerintah pusat abad kepemimpinan Pak Joko Widodo ini.cerita terbaru
Wartawan itu bertanya apa perasaanku dikala melihat bapak presiden, panglima Tentara Nasional Indonesia dan menteri dikala berkeliltng di Pulau Miangas. Aku menyampaikan hal sejujurnya wacana apa yang saya rasakan kepada jurnalis itu. Kataku, dikala saya melihat Pak Presiden Joko Widodo, airmataku tumpah, saya menagis dan jantungku bergetar hebat.
Aku terharu bisa melihat presdenku di Pulau Miangas, pulau yang rasanya mustahil kedatangan seorang pemimpin besar republik ini. Apalagi, kataku, Bapak Presiden sangat sederhana, orangnya tidak jaim, penuh humor dan menciptakan kami semua terhibur. Paling penting, kataku, Pak Presiden sangat memperhatikan kami di pulau kecil ini, pulau perbatasan, yang konsentrasi pembangunan ke pulau perbatasan , salah satu dari sekian banyak kawasan yang sedang dibangun oleh negara. Termasuk Kalimantan Barat di Entekong dan Pulau Rote di selatan Indonesia.
Wartawan itu tertarik sebab pengetahuanku dan ia menetap di Miangas walau rombongan kepala negara sudah kembali ke ibukota. Dia meminta komentarku juga wacana Pak Joko Widodo yang minta behenti dan kendaraan beroda empat kepresidenan di tepi taut, kemudian ke kerikil pasir untuk mencuci muka dengan air Laut Pulau Miangas. Apa maksdu presiden mencuci muka dengan air bahari yang asin dan lengket itu, menurutku? Tanyanya, serius. Aku menjawab enteng duduk kasus itu. Kataku, itu simbol gaib yang dilakukan oleh Pak Joko Widodo, bahwa ia bersatu dengan pantai Pulau Miangas.
Dia jadikan Laut Miangas, pulau terluar ini satu darah di kulit wajahnya. Pulau Miangas ialah Indonesia yang harus dibangun, diperhatikan dan dicintai sepenuhnya sebab cuilan negara Indonesia yang dipimpinnya. “Bapak Joko Widodo tidak memandang air bahari itu Iengket dan asin, tapi memandang Pulau Miangas, sebagai pulau perbatasan negara yang jadi tanggung jawab pusat yang sama dengan Pulau Jawa tempat di mana pusat pemerintahan ada. Pak Joko Widodo sebut 17.000 pulau di Indonesia, dan 17000 pulau itu di bawah kepemimpinannya dengan 250 juta penduduk, negara berpenduduk terbanyak ke tiga di dunia.Presiden orang yang serius dan seseorang yang konsen pada pembangunan kawasan terpencil, kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil yang selama ini luput dari perhatian pusat.
“Aku langsung berdoa biar pemimpin menyerupai ini sanggup bertahan hingga sepuluh tahun masa periode kepemimpinannya,” pujiku.
Sebenarnya, saya kagum juga dengan usaha wartawan satu in Dia tidak ikut rombongan kepala negara dengan kemudahan kepresidenan sebab ia bukan wartawan istana. Dia tiba dengan biaya sendiri dan rela naik kapal ferry tanpa ikut pesawat TNlAngkatan Udara CN 295 rombongan kepala negara. Dia mau meliput secara bebas di Puiau Miangas, bahkan ia akan naik bahtera nelayan liputan pula ke Mindanau, Filipina Selatan.
Setelah ia bertanya banyak hal kepadaku, kini giliran saya bertanya soal langsung kepadanya. Dia seorang lulusan perguruan tinggi publisitik dan ambil bidang jurnalistik. Melamar di perusahaan media cetak dan diterima pada tahun 1987. Sejak itu ia bekerja dengan honor tetap sebagai karyawan organik di perusahaan penerbitan besar di ibukota. Di menikahi seorang gadis asal Sragen, Solo, Jawa Tengah dan tidak punya anak.kisah konkret janda
Katanya, bukan istrinya yang salah, tapi dirinyalah yang tidak subur hingga tidak punya anak walau pernikahannya sudah lebih dari dua puluh tahun. Mereka berdua sudah berobat ke dokter hebat kandungan di manapun, mulai dan Singapura hingga ke Swedia, Eropa Barat, tetap hasilnya nihil. Namun terakhir vonis diterima, bahwa kualitas spermanya jelek dan tak akan bisa membuahi istri hingga kapanpun. Maka itu, intinya, ialah ia tak akan bisa punya anak sebab kualitas sperma yang bermasalah.
Pikirku, saya punya kesamaan penderitaan dengan wartawan ini. Aku mandul, diapun mandul. Mungkin sebab perasaan senasib, maka saya tanya hal sangat langsung wacana istrinya, apakah istrinya bisa mendapatkan keadaan dan kenyataan itu. Kenyatan bahwa ia mandul dan bantet tak sanggup memperlihatkan keturunan. Di luar dugaanku, ia menjawab jujur, bahwa istrinya menceraikannya dan menikah dengan lelaki lain.
“Mereka kini sudah punya dua anak dan hidup berbahagia. Sementara aku, menentukan menduda dan betekad tidak akan menikah lagi hingga kapanpun,” imbuhnya, lirih dan sendu. Aku karam dalam keharuan dan kesedihan. Aku ikut mencicipi apa yang dirasakannya sebab saya juga mengalami yang yang persis sama dengannya. Dia katakan bahwa ia sedang bersembunyi ditempat yang terperinci dan di tengah keramaian Jakarta. Sementara aku, bersembunyi di tempat sepi dan sunyi, sebuah pulau terpencil dan tèrjauh dari Jakarta. Kami sama sama sependeritaan dan sama-sama mengalami masalah yang sama. Yaitu sama-sama ditinggal pasangan menikah lagi sebab tak bisa memperlihatkan keturunan.
Selama seminggu observasi dan liputan di Pulau Miangas,jurnalis itu makan dan minum di warungku. Sementara tidurnya di rumah sewaan bersahabat kantor kepala desa. Kami jadi bersabahat dan saling merindukan. Kami tidak punya rasa apapun, selain kekeluargaan dan berteman. Dia memperlihatkan kartu nama yang Iengkap. Ada alamat rumah, alamat kantor dan beberapa nomon telepon.
Saat ia berangkat liputan ke Mindanau, Filipina Selatan, saya meninggalkn warung sebentar untuk mengantarkannya ke dermaga bahtera motor. Dia melambaikan tangan dan saya melambaikan tangan dengan penasaan sangat sedih yang mendalam. Tidak terasa airmataku menetes dan saya merindukannya.Ya hari Sabtu, tanggal 28 Januari 2017 lalu,bertepatan dengan hari Raya Imlek 2568 Kongzili, saya ke Jakarta sebab rindu familiku dan sekalian berencana menemui wartawan berjulukan Yayat Sutrisna itu ke rumahnya di Cipinang Muara, Jakarta Timur. Warungku tetap buka di Desa Miangas sebab saya sudah punya ajudan warga setempat, Ferina Makahanat Anna Maryana mengantarkan saya hingga ke kota Nunusa. Aku ke bandara Sam Ratulangi, Manado kemudian terbang ke Jakarta.
Kisah Nyata Mistis Misteri Arwah Orang Meninggal Yang Ngobrol Denganku
Saat hingga di rumahnya, saya terkejut. Rumah itu sudah kosong dan berumput panjang di halamannya. Aku nyaris pingsan setetah tetangga sebelah menyebut bahwa wartawan berjulukan Yayat Sutrisna itu sudah meninggal empat tahun lalu. Dia wafat pada Hari Rabu Pahing, 23 Januari tahun 2013 dimakamkan di Makan TPU Cipinang Muara. Aku segera ke makam dan melihat makamnya yang sudah Iusuh. Namanya tertera di makam itu, Yayat Sutrisna, lahir tanggal 3 April tahun 1962 dan wafat hari Rabu Pahing, 23 Januani 2013.
Tetangga yang mengantarkan aku, Bu Inah, menyebut, bahwa Pak yayat itu ditinggal istrinya menikah lagi dan ia tidak memiliki anak. Maka itu, rumahnya belum ada yang mengurus sebab almanhum juga tidak punya saudara kandung. Makara rumah itu, diwakafkannya dan itu ditulis di notaris. Diwakafkan untuk acara anak yatim dan orang miskin. Cuma, pihak pemerintah belum sempat mengurus rumah itu, sehingga terlantar dan dipenuhi oleh rumput ilalang yang tinggi dan panjang.
Hatiku bingung gemalau. Jantungku berdetak hebat dan bulu kudukku berdiri sekujur tubuhku. Ternyata, wartawan hebat yang tiba ke Desa Miangas berbarengan dengan kedatangan.Pak Pnesiden itu ialah gaib. Kang Yayat itu temyata arwah yang maujud dan membuatkan kisah dengan ku. Namun, apa yang dikisahkannya itu, sama persis dengan kisah Bu Inah wacana dia.
Berarti arwah Kang yayat itu bicara apa adanya dan realita. Hatiku sangat terharu dan ringkih seketika. Temyata, saya berafiliasi dengan roh yang maujud dan membuatkan kisah hal langsung yang sensitif. Sebagai bertanda gaib, bahwa yang menderita sebab mandul bukan hanya aku.
Bahkan arwah pun, bercerita wacana penderitaannya dan menuntut sahabat yang sama yang masih tersisa di atas bumi. Bahkan di bumi Indonesia terjauh dan terluar dari pusat pemerintahan di Jakarta. Subhanallah, alhamdulillah, Lailahaillallah, Allahu Akbar. (Kisah konkret yang dialami Marini Sumami dari misteri)
Baca juga cerita mistis misteri teror hantu di gedung peninggalan belanda
Baca juga cerita mistis misteri teror hantu di gedung peninggalan belanda
itulah kisah cerpen sedih konkret seorang janda yang di cerai sebab mandul dan bertemu arwah orang yang telah meninggal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar