8 Maret 2018

Cerita Kisah Legenda Gunung Halat Kumpulan Dongeng Indonesia

Cerita Legenda Indonesia Asal-Usul Gunung Halat

                Kisah dongeng legenda asal-usul gunung di  Indonesia salah satunya yaitu Gunung Halat. Pada zaman itu, ditengah-tengah belantara yang diapit oleh pegunungan, tampak raksasa berjulukan Tilan yang sedang bertapa dengan badan berbalut kuilt kayu. Bukan kesaktian yang diharapkan, di usianya yang empat puluh lima tahun, ia belum juga mendapat pasangan hidup.
tengah belantara yang diapit oleh pegunungan Cerita Kisah Legenda Gunung Halat Kumpulan Dongeng Indonesia

Entah sudah berapa tahun Tilan duduk dengan tekun di tempat itu. Hingga suatu hari, seorang raksasa renta dengan bunyi menggelegar mengusik tapanya; “Apa yang. kau lakukan di sini anak muda?”Getaran bunyi sang raksasa renta bisa membuat badan Tilan terjengkang beberapa meter. Tilan terbangun dengan hati bertanya-tanya. Setelah tenang, dengan santun, Tilan pun bertanya; “Maafkan saya alasannya tidak menyambut kedatangan Tuan. Dengan siapakah saya berhadapan’

“Aku Marlung, Penguasa hutan dan pegunungan di wilayah ini Jawab pertanyaanku dengan jujur, untuk apa engkau bertapa di sini?” Jawab sang raksasa renta sambil balik bertanya.
“Saya sedang memohon untuk mendapat jodoh,” jawab Tilan.
“Teruskan tapamu anak muda, dan sesudah dua belas purnama, saya akan kembali kesini,” kata Marlung.

Tilan hanya tergugu. Kebingungan mulai melanda hatinya, kini, perasaannya menjadi lega. Ternyata, ia tak hidup sendiri di dunia. Dan dewata niscaya membuat sosok bertubuh besar berkelamin perempuan menyerupai dirinya.Waktu terus berlalu, mendadak, Tilan terusik untuk kedua kalinya ketika telinganya menangkap bunyi hardikan perempuan; “hai siapa engkau dan sedang apa di sini’’

Legenda misteri dongeng dongeng asal-usul gunung halat


Tilan yang tersadar eksklusif menarik napas dalam-dalam beberapa kali, kemudian menjawab dengan santun sambil perlahan-lahan membuka matanya; “Saya sedang memohon untuk mendapat jodoh dan gres tujuh belas purnama bertapa di tempat ini.”Di depannya tampak sosok perempuan bertubuh raksasa dengan rambut yang tak beraturan dan menutup tubuhnya dengan kulit kayu. Pandangannya tajam menembus relung hati, suaranya pun menggelegar.

Setelah sejenak memperhatikan Tilan, kembali terdengar suaranya; “Baik anak muda dan teruskan tapa bratamu.Belum lagi gema bunyi itu hilang, perempuan raksasa itu sudah enyap seolah ditelan bumi.Kedatangan perempuan renta raksasa itu membuat Tilan makin yakin, masih ada perempuan muda raksasa lainnya yang diciptakan dewata untuknya. Soalnya, dewata telah membuat insan berpasang-pasangan.

Pada suatu hari, indera pendengaran Tilan yang sudah terbiasa dengan bunyi-bunyi di sekitarnya mendengar senandung kecil di antara bunyi burung dan dedaunan yang gemerisik ditiup angin. Penasaran, ia bangun dari pertapaan dan menyusuri jalan, menyibak rimbun dedaunan dengan perlahan.Langkah kakinya terhenti, dikala mendengar senandung perempuan cli balik rumpun bambu. Ia ingin tahu, siapa pemilik bunyi itu.

Sesaat Tilan terpaku. Rasa ingin tau membuatnya mendekat dengan hati-hati, supaya kehadirannya tak diketahui gadis manis bertubuh raksasa berkulit bersih, berambut panjang, hitam dan legam, yang kalau berdiri mungkin panjang rambutnya mencapal tumit.
tengah belantara yang diapit oleh pegunungan Cerita Kisah Legenda Gunung Halat Kumpulan Dongeng Indonesia

“Siapa itu. .?!” seru gadis raksasa itu dikala melihat kehadiran Tilan.
“Maafkan aku. Suara nona yang merdu membuatku tiba kemari. Suara nona ternyata secantik orangnya..,” jawab Tilan sambil menampakkan diri.
“Siapa kamu? Beraninya mengintipku? Apa maksudmu?”
“Namaku Tilan. Aku bertapa di Iembah sebelah sana. Aku ingin minta petunjuk kepada dewata wacana jodohku. Nah, pertanyaan nona sudah kujawab. Sekarang, giliran nona. Siapa nona, dan dari mana?”
“Namaku Ambar, asalku di sebelah bukit ini. Orang tuaku berjulukan Mratung,” sahut perempuan itu dengan nada lunak.

Kisah Legenda dongeng asal-usul dongeng gunung halat


Tilan lega, tapi kaget sesudah tahu, bahwa gadis raksasa itu yaitu putri orang renta raksasa yang pernah menemuinya. Saat mata Tilan beradu pandang dengan mata Ambar, dadanya berdegup kencang. Begitu pula Ambar. Wajah gadis raksasa itu bersemu merah, tertunduk aib tersipu-sipu.
“Ambaaar
Suara yang nyaring dan menggelegar tiba-tiba memanggil nama gadis itu. Suara itu merontokkan dedaunan kering di atas pepohonan. Demikian nyaringnya bunyi itu, membuat sepasang muda-mudi yang sedang beradu pandang itu tersentak ke belakang, sampai jarak mereka berjauhan.Belum hilang rasa kagetnya, Tilan dikagetkan lagi dengan kehadiran perjaka bertubuh raksasa berbaju kulit kayu. Pemuda itu berdiri tegap dan tegak, dengan mata kemerahan, Iangsung membentak,
“Siapa kamu?”
“Aku, Tilan. Anda sendiri, siapa?”
“Aku Marlung, putra Mratung, penguasa wilayah ini. Mengapa kau mengganggu adikku!?”
“Maaf, tapi saya tak melaksanakan apa-apa. Kami gres saja berkenalan.”
“Apa maksud kedatanganmu?!”
“Mencari jodoh. Tak disangka, di sini bertemu dengan keluarga bertubuh sama besar denganku, dengan anak gadisnya yang cantik.”
“Apa maksudmu?!”
“Aku ingin menyuntingAmbar,”jawab Tilan terus terang.

Marlung tampak kurang senang. “Kami tinggal satu kelompok. Semuanya raksasa. Pergilah ke sebelah bukit sana, akan kau jumpai raksasa menyerupai kami. Di sana juga banyak gadis raksasa. Jika ingin menyunting adikku, kau harus berkelahi ilmu denganku dulu. Agar kami tidak salah pilih. Engkau dari mana, keluarga siapa?!”Tilan berpikir sejenak. Selama bertapa, hanya Ambar raksasa perempuan yang pernah ditemuinya. Jika perempuan itu memang jodohnya, berkelahi kesaktian untuk mendapatkannya cukup sepadan.

“Baiklah. Aku yakin, Ambar yaitu jodohku. Mari kita bertarung...”Tilan dan Marlung kemudian berkelahi kesaktian.
tengah belantara yang diapit oleh pegunungan Cerita Kisah Legenda Gunung Halat Kumpulan Dongeng Indonesia
Bagi Ambar, menyaksikan pertarungan menyerupai itu sudah biasa. Sebab, ia dibesarkan dalam adab istiadat menyerupai itu. Pertarungan itu menumbangkan pepohonan, akhir terkena pukulan dan tendangan keduanya. Perkelahian mereka berlangsung siang-malam, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan. Semakin lama, arena perkelahian mereka semakin meluas, mendekati Iembah tempat Tilan bertapa.

 Dalam satu kesempatan, keduanya mengeluarkan ilmu tingkat tinggi. Saat keduanya mengangkat tangan, keluar cahaya putih menyilaukan mata, kemudian mereka melontarkannya dan beradu di udara. Hawa panas pukulan itu mengenai sebatang pohon besar. Pohon itu Iangsung hangus dan terbakar, terbelah dua dengan warna berbeda. Belahan pohon pertama yang berwarna merah roboh ke arah utara, yang kehitaman roboh ke selatan.

Saat pertarungan telah berlangsung tiga purnama dan mencapai puncaknya, mereka masing-masing mengeluarkan ilmu beralih rupa. Tilan berubah wujud, menjadi ikan bermulut lancip, dengan punggung berduri tajam tanpa sisik; sementara Marlung menjadi belut besar berkepala menyerupai ikan gabus, bertubuh lingkaran dan panjang.

Cerita Kisah Legenda Dongeng asal-usul gunung halat


Keduanya menceburkan diri ke dalam kolam. Di dalam kolam, keduanya membelit dan saling tusuk dengan senjata masing-masing. Air kolam keruh menjadi lumpur, bergolak dan mengeluarkan gelombang udara.Saat itulah Mratung dan Ambar datang.Mratung marah dan membentak keduanya supaya menghentikan perkelahian. Namun, keduanya tak menghiraukan.

“Kalau kalian tak henti berkelahi, kalian takkan kembali ke wujud semula...!” seru Mratung.Sambil mengangkat kedua tangannya, Mratung mengucapkan mantra. Tangannya mengeluarkan cahaya keemasan. Cahaya itu diarahkannya ke kolam. Air kolam yang semula keruh berlumpur dan bergolak, tiba-tiba menjadi tenang. Mratung memisahkan badan keduanya yang kelelahan, dan berkata, “Untuk selamanya, wujud kalian akan begini! Kalian harus pergi dari kolam ini!”

Dengan badan Iemah lunglai, keduanya pergi meninggalkan tempat itu, masingmasing ke arah utara dan selatan, membuat jalan dengan sisa-sisa tenaganya. Dan jalan yang mereka buat, terbentuk dua fatwa sungai. Sungai di utara sekarang dinamakan Sungai Mahiri, yang banyak ikan marlungnya. Tapi, di sungai itu tidak ada ikan tilan. Sebaliknya, sungai di selatan sekarang dikenal sebagai Sungai Pupuh. Di dalamnya, banyak ikan tilan, tapi tak ada ikan marlung.

Dari dongeng orang-orang tua, dahulu di perbatasan Gunung Halat ada pohon besar bercabang dua, yang berbeda jenis dari warna daunnya. Konon, itulah pohon yang pernah terbelah dua akhir perkelahian Tilan dan Marlung. Pohon itu hanya sanggup dilihat oleh orang-orang yang memiliki ilmu kebatinan. Kini, tempat itu menupakan perbatasan Provinsi Kalimantan Timur dengan Provinsi Kalimantan Selatan.

Jangan lewatkan kisah legenda burung garuda raksasa pemangsa manusia
Itulah salah satu dongeng kisah legenda dongeng asal-usul di Indonesia yaitu Gunung Halat yang ada di Pulau Kalimantan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wajib Kamu Baca

Jasa Dukun Pelet Ampuh Sudah Terpercaya dan Handal Di Indonesia

Jasa Pelet dari Dukun Pelet Ampuh Sudah Terbukti Ampuh dan Tentunya Mahar Murah Reaksi Cepat Dukun pelet adalah:Orang yang memiliki kesangg...