Kenapa Ubi Cilembu Rasanya Manis,inilah kisah legenda asal-usulnya atau mitosnya
Di negara kita ini ,kita banyak di warisi tabiat budaya mitos,yang kadang terkesan tidak masuk akal.Namun begitulah nenek moyang kita.Pada kategori Mitos,legenda ,Misteri aktual tengah malam akan mengembangkan kisah asal-usul kenapa kok ubi cilembu lebih anggun dari ubi yang lainnya.mari kita simak sejarahnya.Ubi merupakan jenis masakan tradisional yang banyak disuka dan dikenal di negeri ini.Selain gampang dimasak, jenis masakan yang berasal dari tanaman menjalar ini pun, sangat gampang ditanam atau dibudidayakan..
Ada banyak cara untuk memasak materi masakan yang terkenal lantaran kelembutan dan kemanisan rasanya yaitu dikukus, direbus, digoreng atau di bakar
sekian banyaknya jenis ubi, ada satu saja yang namanya terkenal hingga ke beberapa daerah di luar asalnya, atau hingga ke mancanegara, yakni ubi yang berasal dari daerah Desa Cilembu, Kecamatan
pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa barat lokasinya di sekitar kaki Gunung kareumbi. Jenis ubi ini terkenal dengan sebutan Ubi Cilembu.
Salah satu kelebihan paling menonjol dari jenis ubi yang popularitasnya begitu melambung ini, yaitu lantaran mempunyai Dia harum dengan rasa manisnya yang legit seumpama madu. Utamanyadimasak dengan tata cara khas, yaitu dibakar atau dikukus dalam oven.
Untuk bisa mendapatkan Ubi Cilembu ini tidak susah. Tidak mesti pergi ke daerah perkampungan asalnya di Sumedang, melainkan cukup mencari di tepian jalan yang biasa menjajakan jenis masakan buah tangan khas Jawa Barat saja. Seperti daerah Bogor, Bandung atau daerah-daerah luar Jawa Barat lainnya. Bahkan hingga ke negeri tetangga, Singapura pun ada.Lantas, bagaimanakah kisahnya hingga jenis masakan tradisional ini bisa hingga terkenal dan masuk ke daerah pasar nasional dan internasional?
Sumpah Pengutukan
Sebagaimana kisah yang didapat dari penduduk daerah asalnya itu, bahwa lantaran musabab hingga menjadi terkenalnya Ubi Cilembu itu, tidak lain lantaran dahulunya mempunyai jalan kisah legenda yang unik, yakni berawal dari ke tidaksengajaan dari seuntai kalimat ‘kutukan’ yang diberikan oleh salah seorang sesepuh terhormat Kota Sumedang.
Mitos Mistik Kenapa Ubi cilembu lebih anggun dari ubi lainnya
Dikisahkan, pada masa lalu, Desa Cilembu merupakan daerah desa terpencil yang lebih banyak didominasi penduduknya hidup sebagai petani palawija yang miskin. Di tengah siang hari yang panas, datanglah seorang pria pengembara bau tanah berpakaian Iusuh.
Karena telah jauh berjalan, kakek itu nampak kelelahan. Hingga langkahnya terlihat gontai dan sorot matanya memudar. Tatkala Iangkahnya hingga di verbal desa tersebut, raut muka yang telah memerah lantaran keletihan serta menahan lapar dan haus itu, hasilnya terpancar juga perasaan senang. Dengan sisa tenaganya, Ia pun mendekati rumah-rumah, sekadar numpang beristirahat sekaligus meminta seteguk air atau makanan.
“Permisi,” ungkapnya dengan nada parau dan bergetar, saking tidak berpengaruh lagi menahan rasa haus dan lapar.Namun, sungguh malang kakek itu. Pemilik rumah pertama yang ia coba singgahi ternyata tidak mau bereaksi atau menyambut kehadirannya sedikit pun. Padahal sesungguhnya mereka itu mendengar dan bahkan mengintip kedatangannya dari balik tirai rumahnya.
Kakek itu mengira Si empunya rumah merasa jijik atau tidak peduli lantaran melihat penampilannya yang kotor dan seolah-olah pengemis.
“Permisi, Ki sanak. Bolehkah saya meminta barang seteguk air?” pinta si kakek itu tatkala mendapati penduduk yang tengah berada di pekarangan rumah yang lain.
Sebagaimana perilaku penduduk sebelumnya, orang itu pun malah menggelengkan kepala seraya memberi instruksi mengusir. Hingga Si kakek itu pun berlega hati menerimanya.
Konon, dari sejumlah penduduk desa yang ada, tidak satu pun pada ketika itu yang mau peduli dan bersedia menawarkan seteguk air atau secuil masakan padanya. Rata-rata mereka malah bersikap jijik seraya mmberi instruksi mengusir. Alasannya, mungkin mereka tidak ingin kalau setelahnya menawarkan masakan atau seteguk air itu akan mendapat semacam kesialan atau tertular penyakit, lantaran melihat penampilannya yang kotor.
Saking merasa murung dan kecewanya atas semua perilaku penduduk desa tersebut, maka sambil berlalu pergi dan mulutnya yang telah nampak semakin mengering itu, terucap seuntai kalimat kekesalan yang tertuang dalam bahasa daerahnya,” Hese cai keur nginum- nginum acan gening di dieu mah!” Atau bila diartikan secara bebasnya, “Sangat susah air buat minum-minum saja di sini!”
Konon, dari ucapan rasa kekesalannya si kakek itulah, maka semenjak itu hingga kini ini, di daerah Desa Cilembu itu hasilnya sangat sulit sekali untuk mendapatkan air higienis yang bisa diminum. Karenanya, oleh.sebagian warga di sana, ucapan Si kakek itu diyakini sebagai ucapan ‘Sumpah Pengutukan’.
Setelah mendapat perlakuan yang sangat tidak menyenangkan hatinya, maka hasilnya dengan sisa-sisa tenaganya yang masih ada, kakek itu mencoba untuk terus melanjutkan perjalanannya.
Setelah melewati jalan di Iuar perkampungan itu, sampailah Ia di areal perkebunan pinggiran desa yang terhampar luas. Tepat di salah satu areal perkebunan itu, nampak seorang petani bau tanah yang tengah ulet bekerja mencangkul tanah kebunnya. Lantas, dengan Iangkahnya yang tertatih-tatih kelelahan, Ia pun menghampirinya.
Dengan nada bunyi memelas, Ia pun kembali memberikan harapannya untuk bisa mendapat seteguk air untuk membasahi tenggorokannya yang kian mengering. Sungguh beruntung, petani bau tanah yang ditemuinya kali ini ternyata mempunyai perilaku yang jauh berbeda dengan penduduk yang ditemui sebelumnya.
Sebab, dengan penuh rasa suka cita serta dibarengi rasa belas kasihnya yang tulus, petani itu menyambut dan mempersilahkannya duduk beristirahat di gubuknya yang ada di sisi kebun. Lantas, Ia pun menyodorkan secangkir air minum yang dingin, serta tidak lupa disuguhinya pula sajian masakan hasil kebunnya, yakni kukusan ubi.
Maka dengan lahapnya, Si kakek itu menikmati tegukan air dan sajian masakan khas ala perkampungan tersebut. la menikmatinya dengan sangat lahap serta penuh rasa suka yang tiâda terhingga. Hingga sehabis perutnya kenyang dan rasa capek tubuhnya telah pulih kembali, maka sebelum berpamitan untuk melanjutkan perjalanannya, tidak lupa Ia pun memberikan rasa terirna kasih yang teramat ikhlas pada si petani itu.
Berbarengan dengan itu, dan mulutnya yang telah segar itu, meluncur pula seuntai kallmat pujian, “Sungguh, sangat enak sekali ya, kukus ubi di sini.
Dan sebagaimana tuturan kalimat sebelumnya, maka tuturan kalimat kebanggaan yang kedua itu pun, pada hasilnya dikonotasikan sebagal kalimat ‘pengutukan’ yang kedua kalinya. Karena kebenarannya bisa dirasakan oleh semua orang yang tinggal di sana. Sejak dari ketika itu tanaman ubi jalar yang dihasilkan dari Desa Cilembu itu bisa terkenal, dikarenakan mempunyai kelebihan dalam segi rasa dan aromanya itu. Lantas, siapakah kakek pengembara itu?
Sosok Kakek Pengembara
Keyakinan yang tumbuh di tengah penduduk desa tersebut, atau kisah yang melegenda turun-temurun, konon sosok kakek yang singgah ke Desa Cilembu itu, serta menyamar sebagai pengembara atau pengemis dengan kondisi tubuh dan pakaian menjijikan itu, sesungguhnya merupakan penyamaran tokoh terhormat yang pernah menduduki jabatan tertinggi di daerah Sumedang, yaknt Pangeran Aria Soeriaatmadja.
Beliau merupakan seorang bupati yang pernah berkuasa pacla sekira tahun 1882-1919. Konon dia mengaku menjalani laris demikian, yaitu lantaran bermaksud untuk mengetahui secara Iangsung perihal keadaan tabiat dan tingkat perekonomian rakyatnya.Beliau juga merupakan pendiri sekolah pertanian pertama di Tanah Air.
Di kalangan masyarakat Sumedang sendiri, Pangeran Aria Soeriaatmadja ini dikenal sebagai sosok bupati yang mempunyai tingkat kemampuan ilmu mistik yang mumpuni. Sehingga baik ucapan ataupun tingkah laris yang diperbuatnya itu sering dianggàp sebagai sebuah kelebihan yang berkekuatan luar biasa.
Selain semua keputusan yang diambilnya itu selalu bisa dibuktikan dalam fakta kehidupan yang nyata, juga semua ucapan yang dilontarkannya pun bisa terbukti dengan sendirinya. Atau yang dalam sebutan istilah pemujian klasik masyarakatnya, dikenal dengan sebutan, “Saciduh metu, saucap nyata”. Maknanya ialah, segala ucapan yang dilisankannya itu bisa terbukti dalam kenyataan.
Keterkenalan nama dan rasa Ubi Cilembu yang mempunyai keharuman dan kelezatannya yang khas itu sendiri, sudah dikenal luas semenjak sekira satu kala lalu, pasca didapatinya kalimat ‘Pengutukan’ dan Pangeran Aria Soeraatmadja. Pada sekitar tahun 1955, Presiden Soekarno pernah berkunjung ke Sumedang dan disuguhi sajian khas Ubi Cilembu. Kabarnya, Bung Karno pun sempat melontarkan kalimat kebanggaan yang sama, seusai dia mencicipinya.
Ikhwal mulai dikenalnya proses pemasakan dengan cara komersial dibakar atau dikukus dalam panggangan sebagaimana terkenal sekarang, dimulai sekira tahun 1982, yaitu ketika sejumlah mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang melaksanakan KKN di sana, berhasil melaksanakan uji coba penelitiannya. Dimana dengan proses pembakaran dengan cara dioven itu, proses pematangannya bisa Iebih merata dan tidak kotor.
StrukturTanah mensugesti hasil tanaman ubi
Benarkah kelezatan dan keterkenalan Ubi Cilembu berawal dari kalimat ‘kutukan’?
Memang sulit bagi kita kini untuk membantah ataupun mernbuktikannya. Sementara hasil penetitian yang intens dilakukan oleh kalangan ilmuwan pentanian dan pertanahan memperlihatkan bahwa enak dan harumnya nasa Ubi jenis Cilembu itu, lantaran daerah tanah asalnya mempunyai tekstur dan kadar rasa yang khas. Sehingga sangat cocok untuk ditanami tanaman jenis ubi tersebut. Sebagai buktinya, meskipun bibit ubi tersebut dicoba ditanam di daerah lain, kelezatan rasa dan keharuman aromanya tidak akan bisa sama.
Dibalik rasanya anggun dan unik, Ubi Cilembu ini mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan.
1. ubi Cilembu mempunyai kandungan vitamin A 7.100 IU (international unit) dengan angka 0,001-0,69 mg per 100 gram. Yang berfungsi untuk mempenbaiki gizi bagi mereka yang kekurangan vitamin A dan menstabilkan kadar gula darah dan menurunkan resistensi insulin.
2. Ubi Cilembu mengandung kalsium hingga 46 mg per 100 gram yang berfungsi untuk metabolisme tubuh dan memperkuat tulang dan gigi.
3. Ubi Cilembu juga terdapat Vitamin B-1
0,08 mg, Vitamin B-2 0,05 mg. Niacin 0,9 mg dan C 20 mg yang mempunyai banyak sekali fungsinya untuk kesahatan tubuh.
4. Ubi Cilembu ini juga sangat cocok untuk orang yang ingin diet dengan cara alami, lantaran dengan mengkonsumsmnya pada pagi hari secara rutin, bisa bertungsi untuk menurunkan berat tubuh dan menekan nafsu makan yang berlebihan.
itulah kisah mitos mistis dibalik rasa anggun ubi cilembu
Baca juga ramalan tafsir jangka jayabaya
Dari penelitian banyak sekali ahli, sebaiknya ubi Cilembu ini diolah tidak dengan direbus, tapi dikukus atau dioven, dengan begitu kandungan vitamin dan mineralnya akan tetap utuh dan terjaga, biar bermanfaat.
Baca juga ramalan tafsir jangka jayabaya
Dari penelitian banyak sekali ahli, sebaiknya ubi Cilembu ini diolah tidak dengan direbus, tapi dikukus atau dioven, dengan begitu kandungan vitamin dan mineralnya akan tetap utuh dan terjaga, biar bermanfaat.
Baca juga ramalan tafsir jangka jayabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar