Kesambet Setan Jurig Jurian Part 4
Kisah mistis misteri ini saya bagi menjadi 4 kepingan ,bagi yang belum membaca kisah sebelumnya bisa klik judul di bawah ini
Untuk mengingatkan kisah misteri ini dialami oleh seorang supir angkot,seperti apa kisah mistis kepingan ke empat atau terakhir ini,langsung saja simak kisahnya.
Kesambet Setan Jurig Jurian Part 4
...... kuingat-ingat, kain yang digunakan selimut bah tua, sangat menyerupai dengan kain yang tertabrak pengendara motor beberapa malam yang lalu. Agaknya, Pak Tua sedang tidur pulas. Terbukti, dia tidak mengetahui kedatanganku. Setelah dekat, kulihat matanya memang terpejam rapat. Hanya desah nafas dan erangan sakit yang kudengar. Aku kemudian duduk di tepi ranjang. Kupegang kakinya, terasa amat dingin. Tapi ketika kutempelkan telapak tangan di keningnya, saya mencicipi suhunya panas sekali.
Mungkin merasa ada yang menyentuh tubuhnya, Pak Tua seketika membuka mata. Namun ketika itulah, saya kembali di hadapkan pada sesuatu yang tak kutahu maksudnya. Begitu melihatku, lelaki itu pribadi berkata, “Abah geus yakin, ujang bakal tiba ka dieu.”
Aku tidak tahu, apa maksud kalimat tersebut. Saat saya tanya apakah dia sakit, dengan lantang Pak Tua menjawab. dirinya sehat-sehat saja. Padahal saya tahu jikalau dia sedang berbohong. Ketika saya tawarkan akan membawanya ke rumah sakit, dia tibatiba terbangun dan duduk menatap wajahku lekat-lekat, Tanpa bicara.
Tatapannya sangat tajam, “Jangan tersinggung, Bah. Saya hanya menawari saja. Kan Abah sudah berbuat baIk kepada saya. Makara apa salahnya saya juga berbuat baik kepada Abah.”
Cerita Mistis Misteri Kesambet Harimau Gaib
Pak Tua menatapku dengan tajam tanpa komentar lagi. Namun sampai seminggu lebih, kondisi Pak Tua tidak juga membuktikan adanya perubahan. Sakitnya makin parah. Selama itu pula dia libur jualan dan tak pernah turun dari ranjangnya. Sekujur tubuhnya terasa amat hirau taacuh menyerupai es. Tapi nafasnya tetap ada, sebagai tanda bila dia masih hidup. Yang tetap aneh, tiap kali kujenguk, dia selalu mengucapkan katakata yang tetap tak kumengerti maksudnya. Hanya saja, kata-kata itu tak kudengar langsung. Sebab bibirnya yang berusaha bicara, hanya bisa bergerak tanpa ada bunyi yang keluar. Aku menangkap bunyi per’kataannya, dari gerakan bibirnya.
bener.. .bener pisan, ieu budak nukaing diteangan teh.”
Khawatir dengan keadaannya, sesudah sekian waktu saya kesudahannya teringat pada seseorang yang kuanggap mumpuni di dunia gaib. Pak Sarif, demikian a.Demikian saya memenaggil lelaki yang mempunyai kemampuan supranaturaI tinggi itu. Aku merasa yakin bahwa dia bisa membantu memecahkan duduk perkara yang sedang kuhadapi.
Dalam satu kesempatan saya menceritakan kepada orang pandai itu perihal Pak Tua,termasuk perihal sakitnya,dan kata-kata yang selalu diucapkan.Takketinggalan, kuceritakan pula kehadiran sosok macan yang hadir di rumahku. Namun usai kuceritakan semuanya, paranormal itu tak memperlihatkan jawaban atau klarifikasi apa-apa. Hanya saja ketika itu juga, meski malam telah larut, dia mengajakku berkunjung ke rumah Pak Tua. Akupun berdasarkan saja.
Masih tetap menyerupai hari-hari sebelumnya. Malam itu kami melihat Pak Tua terbaring di ranjang. Tubuhnya yang berselimut kain hitam tebal, tak bergerak sedikitpun. Tapi bibirnya terus bergerak menyerupai sedang berkata-kata. Dan dari gerak bibir itu, saya sudah hafal kata-kata yang sudah sering diucapkannya itu: “Bener..bener pisan manehna anu ku aing diteangan teh,”
Setelah Pak Sarif menggelar ritual dengan aben kemenyan dan menuangkan air yang kulihat warnanya hitam ke dalam panci kemudian ditaburi beberapa daun kelor, lantas berkomat-kamit. Dalam kekhusyuannya dia melapalkan beberapa mantra. Entah doa apa. Setelah beberapa menit kemudian membuka mata dan lekat-lekat menatap ke arahku. Aku jadi khawatir. Beberapa usang dia merenung menyerupai tengah berpikir.
“Kamu ini sedang kesambet jurig jarian,” ujar Pak Sarif.
“Hubungannya sangatjelas. Kejadian yang kau lihat malam itu, sewaktu seekor macan tertabrak dan macan yang muncul di rumahmu tak lain yaitu macan siluman. Macan ini yaitu sosok pendamping almarhum ayahmu.”
“Tapi kenapa macan dari bangsa siluman itu selalu hadir?” tanyaku.
“Bangsa siluman itu bisa menembus ruang dan waktu. Secara lahir, kelihatannya memang begitu. Tapi bergotong-royong wujud macan yang tertabrak itu tidak ada. Macan itu hanyalah simbol dan kehadiran sosoknya. Nah, sosok macan ini telah melalui tiga generasi. Sebelum turun ke ayahmu terlebih dahulu turun ke kakekmu. Kakekmu-lah yang menemukan sosok tersebut. Namanya Ki Bilo. Kamu tentu pernah mendengar nama itu, kan?” kata Pak Sarif.
Mendengar nama Ki Bilo, saya kembali tersentak. Pasalnya, saya sudah sering mendengar kisah perihal sosok Ki Bilo dari almarhum ayahku. Tapi saya sendiri belum tahu terperinci bagaimana sosoknya. Yang saya ingat, Ki Bilo yaitu sosok mistik pendamping ayahku. Dari kisah hawar-hawar yang kudengar, alasannya yaitu pekerjaan ayahku yang kerap berhadapan dengan aneka macam abjad orang, mengharuskan dia mempunyai pendamping gaib. Meski saya tidak mengerti asalnya dari mana dan bagaimana cara mendapatkannya, namun saya tahu jikalau Ki Bilo itu berasal dari Banten.
Cerita Mistis Kisah Misteri Diikuti Khodam Harimau Hitam
Yang masih kuingat, jikalau pada malam-malam tertentu, saya melihat di pendaringan(semacam ruangan khusus) saya melihat ada sisa-sisa sesajen dari kemenyan yang dibakar. Ayahku mengaku, dia bergotong-royong tidak munjung (menganut pesugihan), buktinya sampai dia meninggal alasannya yaitu usia tua, tak seorangpun anaknya yang menjadi tumbal. Ye tetapi itu, alasannya yaitu bisnisnyalah yang mengharuskan bebiau mempunyai sosok mistik pendamping. Dan ternyata, gres kali inilah, saya melihat wadag kasarnya yang namanya Ki Bilo. Sosok sakti yang bisa malih rupa. Bisa jadi apa saja. Makara Pak Tua penjual bajigur, bahkan kali ini hadir dalam casing macan kumbang.
“Lantas apa yang harus saya lakukan selanjutnya, Pak?” tanyaku ketakutan.
“Malam ini juga kau harus mengembalikan siluman tersebut ke asalnya. Sebab hanya kau satu-satunya yang mempunyai talenta menyerupai ayahmu,” saran Pak Sanif.
Malam itu juga Pak Sarif menyuruhku untuk membasuh muka dengan air yang ada di panci yang katanya diambil dari tujuh comberan. Meski awalnya jijik, tapi saya tetap menuruti apa yang disarankan, termasuk ketika menyuruhku berdiri membelakangi daerah tidur Pak Tua. Sementara Pak Sarif sibuk membaca mantra-mantra.
Selesai pembacaan mantra lantas menyuruhku biar menungging dengan posisi kepalaku berada di antara dua paha. Aku disuruh melihat ke arah ranjang PakTua. Sungguh di luar nalar. Aku sangat terkejut, manakala hal itu saya lakukan. Ternyata di ranjang Pak Tua berbaring, saya melihat seekor macan kumbang sedang meringkuk.
Bahkan bangunan yang kami diami ketika ini bukanlah gudang rongsok, tetapi sebatang pohon sambi renta dengan daunnya yang rindang dan batang-batangnya yang menjulur sampai mencapai langit. Menyaksikan pemandangan menyerupai itu, tentu saja saya terkesiap kaget dan hampir pingsan. Saat itu juga tubuhku menjadi lemas dan beberapa ketika kemudian ambruk, tak ingat apa-apa lagi.
Kisah Misteri Mitos Cerita Mistis Menolong Khodam Harimau Hitam
Dua ahad berselang, ketika hujan turun dengan derasnya. Aku dan warga sekitar menyaksikan lokasi dimana Pak Tua atau Ki Bilo tinggal selama ini, sudah dibanjiri air bah yang tiba dari sungai Citarum yang meluap. Anehnya, bangunan gudang yang selama ini digunakan untuk berteduh Ki Bilo sudah tak terlihat. Dari informasi warga setempat, gudang kosong tersebut tersambar petir, sebelum banjir menenggelamkannya.
Baca juga kisah kasatmata berguru ilmu insan harimau asli
Baca juga kisah kasatmata berguru ilmu insan harimau asli
itulah kisah mistis kisah misteri kesambet khodam macan hitam leluhur
Aku yang kala itu gres percaya dengan ilmu spiritual, hanya bisa menatap dengan heran. Ketidak mengertianku kian besan, manakaba saya ceritakan ke Pak Sarif perihal gudang kosong yang tersambar petir itu. Pak Sarif hanya berkomentar singkat, “Bapak sudahtahu!”Tamat.Mungkin Kisahnya kurang seru tapi,ini kisah orisinil kasatmata bukan karya fiksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar