9 Maret 2018

Cerita Mistis Pesugihan Para Pedagang Batik Di Kerathon Kethek Putih

Cerita Mistis Menguak Rahasia kesuksesan Para Juragan Batik

Cerita mistis konkret terbaru .Orang orang yang memunden di makam Nusupan akan memperoleh kesuksesan yang sangat luar biasa, berlimpah ruah rejekinya tetapi apabila mati akan dikubur dl lokasi punden mereka. Menurut keyakinan masyarakat pada waktu itu, mereka yang dikubur akan menjadi penghuni keraton Kethek Putih. Karena kekayaan dan kesuksesan perjuangan batik yang mereka jalani, konon tak lepas dari kiprah Kethek Putih.  

 Cerita Mistis Menguak Rahasia kesuksesan Para Juragan Batik  Cerita Mistis Pesugihan Para Pedagang Batik Di Kerathon Kethek Putih
Asal mula adanya keramat keraton kethek putih

Kampung Nusupan yang berada di pinggir Sungai Bengawan Solo tidak hanya mempunyai sejarah panjang kejayaan maritim yang pernah ada di sepanjang pemikiran sungai Bengawan Solo. Namun lebih dan itu, kampung Nusupan juga pernah menjadi bandar besar tempat bersandarnya kapal dan bahtera dari dunia luar, yang menggeliatkan perekonomian tanah Jawa pada masa itu. Sungai Bengawan Solo pada zaman dahulu dikenal dengan sebutan nama sungai Bengawan Semanggi. Alur sungai Bengawan Semanggi menjadi satu satunya jalur transportasi utama, yang menghubungkan dunia luar dengan pusat kota praja (era Kerajaan Majapahit, Pengging, Pajang, Kartasura dan Mataram).kisah legenda rakyat Indonesia terbaru

Bahkan di era sebelum kerajaan kerajaan besar di tanah Jawa berdiri, alur sungai yang membentang dari Wonogiri hingga bermuara di Gresik ini, terlebih dulu Sudah ada. Alur sungai tersebut ialah alur sungai purba yang sudah ada semenjak jutaan tahun yang silam. Seiring dengan berkembangnya sebuah peradaban, sungai Bengawan Semanggi kemudian menjadi jalur transportasi utama yang menghubungkan kawasan pedalaman kota praja dengan dunia luar.

Tak sedikit bandar atau dermaga berada di sepanjang pemikiran Sungai Bengawan Semanggi, salah satunya ialah Bandar Wulayu atau Bandar Semanggi. Nama bandar ini oleh peduduk kemudian digunakan untuk sebutan nama sungai Bengawan Solo pada waktu itu. Selain Bandar Semanggi, Bandar Nusupan yang berada di sisi tenggara kota Solo, pada jaman dahulu dijadikan sebagai pusat dermaga yang terhubung dengan beberapa sungai kecil, di antaranya ialah Kali Wingko, Kali Pepe dan Kali Jines. Sungai-sungai kecil ini yang menjadi jalur kemudian lintas ke dalam pusat kota kerajaan, penghubung dengan sungai Bengawan Semanggi.cerita kisah misteri konkret terbaru

Di dalam pusat kota praja juga terdapat bandar atau dermaga, tempat untuk bongkar muat kapal dan bahtera yang membawa banyak sekali keperluan hasil bumi serta kebutuhan sehari-hari, yang bisa menggeliatkan perekonomian penduduk. Salah satu kebutuhan tersebut ialah kebutuhan kain sandang. Sedangkan dermaga yang menjadi pusat perdagangan kain sandang di dalam kota praja yakni Bandar Kabanaran.
Bandar Kabanaran terletak di kampung Laweyan Solo, yang terhubung alur sungai Kali Jines dengan Bengawan Semanggi. Alur sungai Kali Jines yang berada di sisi sebelah utara Bandar Nusupan, ialah jalur kemudian lintas utama yang menghubungkan pusat kota praja dengan sungai Bengawan Semanggi. Selain Kali Jines, Kali Wingko yang berada di sisi sebelah selatan Bandar Nusupan juga menjadi jalur transportasi sungai pada masa itu.

Di era Kasultanan Pajang, kawasan Laweyan ialah tanah perdikan milik KI Ageng Henis, yang menjadi pusat perdagangan kain. Tak jauh dari Bandar Kabanaran terdapat pasar Kabangan, yang nama Kabangan diambil dari kaum abangan yang secara umum dikuasai penduduknya ialah kaum abangan. Daerah Laweyan tidak hanya menjadi pusat perdagangan kain, namun juga menjadi pusat bisnis batik yang didominasi para juragan juragan batik. Sebagai kawasan sanggup berdiri diatas kaki sendiri di bidang ekonomi yang didominasi para juragan batik kaya raya, tak urung kondisi ini menciptakan para petinggi keraton gerah. Sehingga timbullah pententangan sosial di antara keduanya, yang karenanya menjadi catatan sejarah tersendiri dalam perkembangan budaya jawa di Surakarta.


 Cerita Mistis Menguak Rahasia kesuksesan Para Juragan Batik  Cerita Mistis Pesugihan Para Pedagang Batik Di Kerathon Kethek Putih
Para juragan batik yang ada di kampung Laweyan, tidak bisa dilepaskan kiprah serta mereka dengan keberadaan tempat keramat yang ada di kampung Nusupan. Seiring dengan berkembangnya sebuah peradaban, semenjak boyong kedaton Keraton Kartasura ke Solo, maka sungai purba yang sebelumnya berjulukan Bengawan Semanggi kemudian beralih nama menjadi sungai Bengawan Solo. Keberadaan dermaga di sepanjang alur sungai Bengawan Solo masih tetap dipertahankan sebagai jalur transportasi yang menghubungkan keraton dengan dunia luar. Tak terkecuali Bandar Nusupan, dijadikan sebagai dermaga utama oleh Keraton Solo. Di tempat ini sebuah prasasti pernah dibangun oleh Sinuhun PB ke Ill, sebagai tanda kebesaran dermaga maritim keraton Mataram Islam di pulau Jawa.

Bandar Nusupan yang kini telah berganti nama menjadi kampung Nusupan, pada jaman dahulu merupakan hutan lebat, keraton para kethek (kera). Hal tersebut pernah dikatakan oleh sesepuh kampung Nusupan kepada Jusuf, juru kunci makam Nusupan pada ketika pertama kali dirinya didaulat menjadi seorang juru kunci.cerita mistis misteri kisah pesugihan diam-diam pedagang

Menurut sesepuh kampung Nusupan, banyak sekali peninggalan sejarah dan cacatan kekeramatan pernah terjadi di kampung Nusupan. Salah satunya yakni, pembuatan kepala bahtera Canthik Rajamala yang sangat di keramatkan oleh keraton juga pernah dibentuk di kampung Nusupan. Saat Bandar Nusupan masih digunakan untuk acara bahari. Dermaga ini juga pernah digunakan sebagai tempat berlabuhnya kayu-kayu keramat dari hutan donoloyo, pada masa pembangunan keraton Solo.

Beberapa bangunan keramat dan petilasan banyak ditemukan di kampung Nusupan, namun dari sekian banyak catatan sejarah dan kekeramatan, makam keramat Tumenggung Pusponegoro diyakini oleh penduduk sekitar merupakan punden bagi para juragan batik. OIeh alasannya ialah itu, cikal bakal para juragan batik yang ada di Solo pada jaman dahulu, memang tidak bisa dilepaskan dengan kiprah makam keramat yang ada di kampung Nusupan.

Menurut Yusuf (37th) juru kunci makam Tumenggung Pusponegoro menceritakan, di dalam babad Nusupan. Tumenggung Pusponegoro dulunya ialah cikal bakal kampung Nusupan, orang yang pertama kali membangun peradaban di Nusupan. Sekaligus punden bagi para juragan batik pada waktu itu. Hal ini terlihat dengan banyaknya makam para juragan batik yang di kubur berdekatan dengan makam Tumenggung Pusponegoro.

“Mayoritas para leluhur juragan batik yang ada di Solo makamnya berada di kampung Nusupan, satu komplek dengan makam Tumenggung Pusponegoro,” Tegasnya
“Tidak hanya yang berasal dari kampung laweyan, tetapi juragan batik pribumi yang ada di kampung selain Laweyan, secara umum dikuasai leluhurnya dimakamkan di makam Nusupan.” Tambahnya. Menurut Yusuf, meski gres menjabat lima tahun sebagai juru kunci makam, namun dirinya pernah mendengar penuturan dari kakeknya yang menceritakan, bahwa kampung Nusupan pada jaman dahulu ialah hutan belantara yang digunakan keraton oleh para.

 Cerita Mistis Menguak Rahasia kesuksesan Para Juragan Batik  Cerita Mistis Pesugihan Para Pedagang Batik Di Kerathon Kethek Putih
 Kebanyakan kera-kera tersebut berdasarkan penuturan kakeknya, ialah monyet putih atau kethek putih. Keraton kethek putih berpusat di pohon Preh yang ada di akrab makam Tumenggung Pusponegoro.
Masih berdasarkan Jusuf, komplek pemakaman seluas kurang lebih lima puluh kali lima puluh meter ini selain pohon Preh yang dihuni oleh kethek putih, di sebelah kiri dan kanan pohon tersebut banyak ditemul nisan makam para juragan batik. Di dalam sebuah cungkup bangunan utama terdapat tujuh buah makam keramat, satu di antaranya ialah makam Tumenggung Pusponegoro.

Makam Tumenggung Pusponegoro berada di pinggir sebelah barat, kemudian disusul oleh garwa, serta beberapa kerabat lainya. Di deret makam Tumenggung Pusponegoro terdapat satu makam keramat milik seorang begal keraton yang sangat sakti, namun bagi Jusuf makam begal tersebut pantang untuk ditirakati. Pantangan atau wewaler ini disampaikan oleh kakeknya pada suatu hari, supaya dirinya tidak menayuh salah satu makam di formasi paling tengah, milik begal keraton. Larangan ini untuk menjaga supaya Jusuf tidak mengikuti jejak sang begal. Karena diyakini semenjak jaman dahulu, siapapun orangnya yang menayuh makam sang begal maka jalan hidupnya akan bermetamorfosis begal.

Pantangan tersebut ialah wewaler, pantangan spiritual yang apabila dilanggar maka akan mendapat celaka. Tetapi meski pantangan bagi jusuf, tidak demikian untuk orang lain. Banyak juga beberapa pelaku ritual yang menggelar ritual ngalap berkah di makam sang begal keraton. Menurut pengakuannya, secara umum dikuasai para pelaku ritual ini mempunyai profesi sebagai bromocorah.

Masih menurutnya, orang-orang yang memunden di makam Nusupan akan memperoleh kesuksesan yang sangat luar biasa, berlimpah ruah rejekinya. Tetapi appbila mati akan dikubur di akrab punden mereka. Konon berdasarkan keyakinan masyarakat pada waktu itu, mereka yang dikuburkan di makam Nusupan akan menjadi penghuni keraton kethek putih. Karena kekayaan dan kesuksesan perjuangan batik yang mereka jalankan, tak lepas dari kiprah kethek putih.

Cerita mistis ritual pesugihan kethek putih


Sebagai orang yang bertugas menjadi juru kunci makam Nusupan Jusuf menampik, banyak pelaku ritual yang melaksanakan pemujaan pesugihan kethek putih di makam Nusupan. Menurutnya, mereka biasanya meminta supaya perjuangan yang ada, dimiliki Iancar dan sukses. Tetapi kalaupun itu ialah ikatan gaib di antara keduanya, yang hanya bisa diketahui oleh dirinya sendiri.

Pohon Preh yang menjadi keraton gaib kethek putih sekilas memang tampak menyeramkan sekali.Pohon dengan usia ratusan tahun tersebut tampak berlubang di tengah tengahnya. Di dalam lubang pohon berdasarkan jusuf, dulunya ialah gangunan gerbang makam yang kini terlilit oleh akar pohon Preh. Lubang pohon setinggi satu meter digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan ritual pemujaan. Namun sebelum menggelar ritual pemujaan di dalam lobang, para pelaku ritual terlebih dahulu harus menggelar ritual ziarah di makam Tumenggung Pusponegoro, yang dianggap sebagai danyang kampung Nusupan.

Usai menggelar ritual di makam Tumenggung Pusponegoro, para pelaku ritual lantas melaksanakan upacara ritual di pohon Preh atau di tempat lain, tergantung dari harapan para pelaku ritual itu sendiri. Makam keramat Nusupan hingga ketika ini dikenal masih sangat menyeramkan sekali. Seringkali terlihat sosok makhluk bertubuh tinggi besar berdiri di atas cungkup makam Tumenggung Pusponegora Setiap hari kadang terlihat kethek putih bergelantungan di dahan pohon Preh. Tidak hanya tampak pada malam hari, ketika siang hari sekalipun kera-kera itu masih tampak terlihat sosoknya.

Cerita keangkeran makam Nusupan setiap hari masih saja terus terjadi.Tidak hanya menimpa warga pendatang dan para pelaku ritual yang seringkali melihat sosok gaib dan mengalami kejadian gaib, tetapi penduduk sekitar seringkali juga mengalami kejadian asing di luar logika sehat. Salah seorang kakek renta penduduk kampung didatangi seekor harimau, padahal ketika itu hari jelang siang han.
Peristiwa asing tersebut terjadi pada ketika dirinya tengah memotong rumput di lokasi makam. Saat tengah asyik menyabit rumput, pria renta itu dikagetkan dengan kedatangan seekor harimau loreng entah darimana datangnya. Melihat sosok binatang menyeramkan itu, kakek  Iari tunggang langgang kalang kabut. Warga yang mendengar kejadian tersebut sempat gempar, tetapi mereka memaklumi bahwa kejadian asing tersebut memang benar-benar terjadi.

Oleh alasannya ialah itu, semenjak salah seorang penduduk desa didatangi seekor harimau, tak satupun warga berani mengambil atau menebang pohon yang tumbuh di dalam area makam. Meski banyak dahan yang patah. tumbang dan banyak semak belukar, tetap saja dibiarkan begitu apa adanya. Pembersihan hanya dilakukan setahun sekali ketika memasuki pertengahan bulan ruwah. penduduk kampung dan karang taruna menggelar upacara higienis bersih makam.

Di area komplek pemakaman, terdapat salah satu pamijen milik pengusaha batik dan perhotelan ternama di kota Solo. Pamijen ini tampak tidakterawat, dipenuhi ilalang dan rumput liar. Sejak.usaha batik yang dirintisnya jatuh, aset berupa hotel, rumah serta harta warisan tinggalan kedua orang tuanya ludes terjual. Kebangkrutan itu disebabkan lantaran tak ada lagi penerus dari pengusaha batik dan perhotelan tersebut yang memunden di makam Nusupan, sehingga makam keluarga (pamijen) yang dulunya tampak megah kini rusak.

Cerita mistis kekeramatan keraton kethek putih


Bahkan di dalam komplek makam keluarga tersebut tumbuh sebuah pohon pace yang dihuni sesosok genderuwo. Hal ini diketahui pada saat-salah seorang warga ingin mengambarkan keangkeran pohon pace.Tak mempercayai dengan adanya penunggu makhluk gaib, sala seorang warga keturunan cina brucap sombong. bahwa dirinya sedikitpun tak mempercayai dengan adanya makhluk halus penunggu pohon pace sembari mengumpat orang itu kemudian mengencingi pohon, pace.

Tak selang usang sebelum orang tersebut menyelesaikan kencing, kemaluannya membengkak sebesar,buah pepaya. Warga yang menyaksikan kejadian tersebut heran, sembari mensyukuri buah dari kesombongan orang itu.Kejadian naas yang dibentuk sendiri-oleh orang itu disaksikan oleh banyak orang,karena bertepatan dengan upacara pemakaman jenasah. Dengan badan lemah lunglai ia tak bisa berdiri,salah seorang penduduk kampung lantas menggetar ritual menyembelih ayam putih’mulus, memohonkan ampun orang tersebut.
Tak selang usang sesudah upacara ritual dilakukan, bisul yang dialami orang tersebut karenanya kempes kembali ibarat sediakala. Kejadian ini bukan hanya menjadi bukti konkret kekeramatan makam keramat di Nusupan, tetapi menjadi peringatan bagi siapapun orangnya yang berada di-dalam makam Nusupan, supaya lebih berhati-hati terhadap alam sekitar.

Hampir setiap waktu kisah kekeramatan makam Nusupan terus bertambah, tak terkecuali ibarat yang pernah di alami oleh jusuf. Dengan mata kepalanya sendiri, juru kunci makam tersebut menyaksikan daun pintu teralis besi makam Tumenggung Pusponegono membuka dan menutup sendiri berulang-ulang kali.
“Komplek area pemakaman Tumenggung Pusponegora sejatine terkena proyek pelebaran tangggul sungai Bengawan Solo. Area pemakaman menjadi titik as tanggul yang akan dibentuk oleh Departemen Pekerjaan Umum,” Ucap Jusuf mengungkapan.

Akan tetapi anehnya, pada ketika makam Tumenggung Pusponegono diukur dengan mempergunakan teropong ukur oleh salah seorang pegawai dari Dinas Pekerjaan Umum, terlihat di dalamnya penampakan bola mata ular raksasa di dalam teropong. Setiap kali dilihat dengan teropong, tukang ukur kaget menyaksikan pemandangan mengerikan yang ada di dalam lensa teropong.

Baca juga ritual mendapat bambu gaib di keramat makam joyoboyo

Itulah tempat keramat saksi kisah mistis misteri dongeng diam-diam para pedagang batik yang sukses dengan cara pesugihan

Oleh lantaran rasa was-was dan ketakutan apabila terjadi kejadian yang tidak diinginkan, pebangunan tanggul sungai Bengawan Solo karenanya urung dilakukan. Tangggul tersebut karenanya dibelokkan ke lain arah, supaya tidak menerabas makam Tumengggung. Pusponegono dan pohon Preh Keraton kethek Putih. Pungkas Jusuf.sumber:misteri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wajib Kamu Baca

Jasa Dukun Pelet Ampuh Sudah Terpercaya dan Handal Di Indonesia

Jasa Pelet dari Dukun Pelet Ampuh Sudah Terbukti Ampuh dan Tentunya Mahar Murah Reaksi Cepat Dukun pelet adalah:Orang yang memiliki kesangg...