12 Maret 2018

Cerita Mistis Positif Asihan Bunyi Dengan Mantra Pukau

Cerita Mistis Nyata Mistik Mantra Pukau Suara , ilmu pukau suku talang mamak . siapapun yang mendengarnya akan terlena 

Mantra pukau bunyi dari segi manfaat hampir sama dengan pengasihan melalui lisan atau suara,penggunaan mantra bunyi ini sangat bermanfaat bagi yang bekerja dibidang bunyi contohnya penyanyi,penagih,call senter,untuk presentasi bahkan guru dan masih banyak yang lainnya.

 Cerita Mistis Nyata Mistik Mantra Pukau Suara Cerita Mistis Nyata Asihan Suara Dengan Mantra Pukau
Walaupun penampilan dan wajahnya yang terlihat garang, ternyata, berkebalikan dengan sikap dan tutur katanya yang lembut, membuai, sehingga bisa menciptakan siapa pun yang mendengarkannya hanyut......
Tiap malam, suasana di sudut jalan itu selalu ramai. Betapa tidak, sebuah bangunan kecil tanpa dinding yang selama ini digunakan sebagai Pos Ronda, boleh dikata tak pernah sepi. Sehingga tak ada yang bisa menepis, lingkungan di sekitarnya termasuk salah satu tempat yang paling kondusif dan bahkan tergolong tempat yang hijau dan asri di tengah-tengah kegersangan dan keingaran belantara beton Kota Metropolitan.
Karena tinggal di tempat itu secara turun temurun, jadilah, mereka kolam saudara kandung yang merantau secara bersamaan untuk mengadu nasib di Jakarta.

“Di sini kita saudara tunggal desa,” demikian kilah Irwan, yang sebagian besar keluarganya mukim di Medan.
“Maksudnya?” Tanya Bagas dengan dialek Jawa-nya yang kental.
“Di Deli, para tetua sering bercerita, saya dengan si anu tunggal desa. Sedang dengan bapak yang itu, kapal. Artinya, mereka dijadikan transmigran ke Deli naik kapal yang sama,” jawab Irwan dengan terbahak.
“Kalau begitu, kita di sini saudara tunggal desa ya,” ujar DzuI yang berasal dari Banjarmasin sambil memetik gitar tuanya.

“Benar ... itu,” potong Deni, keturunan Minang yang sudah berpuluh tahun tinggal ditempat itu.
“Mantap sambut Eri, keturunan Melayu, biro mainan belum dewasa dan tergolong sebagai keluarga yang berhasil.

Jadilah mereka yang oleh para orang bau tanah Iebih dikenal dengan sebutan ‘lima sekawan”, tertawa, kemudian sambil peluk dengan penuh kehangatan. Dan tak usang kemudian, kembali gitar bau tanah DzuI berdenting ditingkahi dengan suaranya yang merdu membawakan lagu-lagu lawas lwan Fals. Biasanya, menjelang pukul 02.00 barulah mereka bubar dan kembali ke rumah masing-masing atau bahkan bahu-membahu menginap di rumah Eri.Biasanya mereka lakukan pada malam libur dan Pos Ronda pun kembali kepada fungsinya, dijaga oleh dua HANSIP yang merupakan petugas keamanan kampung.

Menurut penuturan warga, DzuI yakni sosok yang disegani di antara mereka. Betapa tidak, hingga sejauh ini, semua sahabat bahkan masyarakat niscaya akan menuruti segala apa yang dikatakannya. Ia bisa menerang jelaskan segala sesuatu persoalan dengan bahasa yang sederhana dan lugas, menciptakan siapa pun yang mendengarkan niscaya akan mengangguk tanda setuju.

Ternyata, bunyi Dzul yang mengandung getar gaib teramat sangat itu tak hanya diakui di Iingkungan tempat Ia tinggal, di kampus, bahkan belakangan di tempatnya bekerja, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang leasing motor belakang layar juga mengakui kelebihan yang dimilikinya itu.
Hal itu terungkap dan gumaman Pak Yanto, Manajer Pemasaran pada suatu siang; “Gila ... berkat telepon dan klarifikasi dari DzuI, beberapa kreditur yang selama ini menunggak dan populer bandel, mau melunasi tunggakannya”.

Mendengar itu, Heru pun mendengus, “Hemz”, kemudian disusul dengan, “ya walau wajahnya garang, tapi, bunyi yang keluar dari Dzul memang menciptakan kita jadi terpesona”, lanjutnya lagi.
Ira yang duduk di sudut ruangan yang belakang layar sering memperhatikan lelaki berwajah bernafsu yang belum usang ini bergabung dan duduk di depannya, eksklusif menambahkan, “Menurut saya, untuk sementara, selain akunting, DzuI juga bisa diperbantukan untuk penagihan.”

“Ah ... wangsit yang manis itu,” teriak Pak Yanto, “besok, suruh DzuI menghadap saya,” Ianjutnya lagi.
Pak Yanto yang selama ini dikenal sebagai lelaki pendiam dan serius, kini, wajahnya sontak berubah. Kerutan di dahi hilang dan berganti dengan senyuman yang menguar dari bibirnya.
Singkat kata, sesudah menghadap Pak Yanto, akhirnya, jikalau ada waktu senggang di sela-sela kesibukan pekerjaannya, DzuI yang telah memilah nama-nama kreditur Iangsung menghubunginya. Yang meluncur dari ekspresi Dzul yakni seruan mereka untuk segera membayar sesuai dengan kesepakatan, agar, sema pihak sanggup diuntungkan. Hanya itu...!

Anehnya, selain mereka eksklusif membayar, ada beberapa kreditur yang selama ini populer nakal dan bahkan selalu mencari keributan jikalau ditagih, esoknya, tiba ke kantor dengan wajah sedikit aib dan memohon untuk dilakukan re-scheduling dalam pembayaran.Permohonan mereka pun disetuju.
Melihat kenyataan itu, lewat Pak Yanto, pada selesai bulan, perusahaan pun memperlihatkan apresiasi berupa bonus khusus untuk DzuI.DzuI hanya tersenyum. Tak usang kemudian terdengar suaranya, “Mohon maaf, saya tidak bisa Iangsung mentraktir teman-teman sekarang. Saya ingin Iangsung membelikan sesuatu untuk Bapak dan Ibu, esok, makan siang, lnsya Tuhan saya traktir.”

Pak Yanto pun eksklusif berkata, “Ow yang jelas, hari ini, semua jadi tanggung jawab saya.”
Heru dan Ira serta beberapa yang lainnya Iangsung menyambut, “Mantap
Jadilah hari itu, sebagai hari yang berbeda dengan biasanya. Tim Pemasaran serta beberapa orang dari divisi lain ikut berkumpul dan makan siang sebagai ungkapan kegembiraan atas keberhasilan Dzul.

“Selamat bergabung dan terima ksih atas keberhasilan Dzul dalam penagihan. Sukses, tetap semangat dan kompak selalu,” demikian kata sambutan Pak Yanto mewakili direksi perusahaan yang waktu itu berhalangan hadir. Semua bertepuk tangan dan menyalami DzuI dan jadilah hari itu mereka makan siang dengan gembira....

Sesampainya di rumah, Dzul eksklusif bersimpah di kaki Bapak dan lbunya sambil menyerahkan amplop yang tadi diterimanya di kantor.
“Bapak, Ibu, Dzul sanggup hadiah dari kantor. lni semua untuk Bapak dan Ibu,” ungkapnya sambil menyodorkan amplop.

Bapak dan lbunya tampak terharu. Sang ibu, sambil menyobek amplop dan menyodokan sejumlah uang kemudian berkata; “Bapak dan lbu sudah lebih dan cukup. Kami tidak butuh apa-apa lagi, ambil ini untuk mentraktir Irwan, Deni, Eri dan Bagas.”
Dzul menerimanya dengan takzim. Setelah mencium pipi kedua orang tuanya, Ia pun mohon diri untuk menemui teman-temannya di Pos Ronda.

Hari masih pukul 20.00. Kelima sekawan sudah lengkap, bahkan, tujuh orang HANSIP yang selama ini bertugas bergantian, juga ada di sana. Dzul pun eksklusif berkata sambil mengeluarkan empat lembar uang berwarna merah; “Sekarang, ayo kita makan. Gua lagi dapet nezeki. Silakan catat mau makan apa sekalian rokoknya.”

“Eits ... bukan main,” kata keempat temannya hampir bersamaan.
“Catat ...biar gua ma Tasrin yang jalan,” kata Jamal, HANSIP yang malam itu berjaga.
Semua Iangsung menyebutkan sajian dan rokok kegemarannya, sementara, Tasrin mencatatnya dengan teliti. Setelah beres, dengan berboncengan, keduanya eksklusif tancap gas.

Malam itu, jadilah “lima sekawan” bersama dengan ketujuh HANSIP pesta di Pos Ronda....
Tepat pukul 23.15 mereka pun kembali ke rumah masing-masing. Dalam penjalanan pulang, Bagas yang populer sebagai sosok yang sangat terbuka mendadak bertanya; “Dzul ... elmune apa seh ..?. Kok yang dengar pada manut”

Mistis Misteri Nyata Kekuatan Mantra Pukau Suara Penakluk Lawan Bicara

 

Sesaat Dzul terdiam. Tak ama kemudian, sambil melangkah, Dzul menerang jelaskan ilmu pukau bunyi yang merupakan warisan keluarganya. Tata Iakunya, baca ilmu ini dengan khusyuk usai mendirikan salat wajib, sebanyak tujuh kali. Lakukan selama empat puluh satu hari tanpa putus.
“Harus dihayati dengan hati. Sudah itu, cukup baca sekali tiap kita hendak berkata-kata,” tambahnya sambil tersenyum.

“Yang dibaca?” Desak Irwan, Deni dan Eri secana bensamaan. Sementara, Bagas eksklusif mengambil HP-nya.Sesaat, lima sekawan berhenti bersamaan. DzuI pun eksklusif saja berkata
Iirih;
Bismillahirrahmanirrahim.
‘Tai taita Ta taita,
Naik gunung mambawa palita,
Ta rang hati tarang mata,
Ta rang saluruh angguta,
Barakat La ilahailallah Muhammadarasulullah.

Tak usang kemudian, Bagas pun berkata; “Pereksa HP masing-masing, sudah gua forward.”
Tiga bulan sesudah itu, pada suatu malam, Eri berkata dengan wajah serius; “Bukan main ... ternyata, ilmu pukau bunyi itu amat bermanfaat dan hasilnya eksklusif bisa kita rasakan sekarang.”

Misteri Mistis Mitos Primbon Mantra Asihan Suara


irwan, Deni dan Bagas pun Iangsung menceritakan pengaIamannya masingmasing. Yang paling seru yakni pengalaman Inwan, teman-temannya tidak pernah menyangka jikalau ilmu pukau bunyi digunakan untuk menyatakan cinta kepada Lea, gadis Palembang yang selama ini terkesan hirau dan arogan  bahkan, lrwan sendiri merasa tak yakin jikalau Lea benar-benar sudah usang menantikan akreditasi nrimo dan cintanya.
itulah kisah mistis misteri kasatmata memakai mantra pukau bunyi untuk kesuksesan kerja
Jangan lewatkan kisah kasatmata mistis memakai mantra keberuntungan

Sementara teman-temannya asyik benceloteh, DzuI hanya mendengarkan dengan saksama. Tak usang kemudian, terdengar suaranya; “Alhamdulillah Ya Robb...Nenek, terima kasih dikarenakan telah mewariskan ilmunya kepada Dzul. Semoga Nenek mendapatkan nirwana sebagaimana Tuhan janjikan. Aamiin.” Sontak, semuanya pun mengamininya.... sumber:misteri
Itulah dongeng mistis kasatmata memakai mantra pukau bunyi .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wajib Kamu Baca

Jasa Dukun Pelet Ampuh Sudah Terpercaya dan Handal Di Indonesia

Jasa Pelet dari Dukun Pelet Ampuh Sudah Terbukti Ampuh dan Tentunya Mahar Murah Reaksi Cepat Dukun pelet adalah:Orang yang memiliki kesangg...