Cerita Hantu Seram Kisah Nyata Misteri Mistis Arwah Orang Yang Sudah Meninggal
Selamat tiba di blog yang akan selalu menyajikan kisah-kisah yang bekerjasama dengan misteri dan kegaiban.Update kali ini akan membuatkan dongeng orang kalap.Orang kalap yaitu orang yang terjebak ke dunia ghaib.Bagaimana kisahnya,kita simak.
Pantai Parangtritis menjadi saksi bisu perpisahan kami.
Kekasihku kalap ditelan ganasnya ombak setempat. PeristiWa itu terjadi sekitar tujuh tahun yang laIu.Masih segar dalam ingatanku, satu hari bertepatan dengan hari Minggu, ia pamit kepadaku ingin pergi ke Pantai Parangtritis bersama teman-temannya. Kalau saja waktu itu saya tidak punya kesibukan yang tak bisa saya tinggalkan, tentu akan dengan senang hati saya mengantarnya.
Kekasihku kalap ditelan ganasnya ombak setempat. PeristiWa itu terjadi sekitar tujuh tahun yang laIu.Masih segar dalam ingatanku, satu hari bertepatan dengan hari Minggu, ia pamit kepadaku ingin pergi ke Pantai Parangtritis bersama teman-temannya. Kalau saja waktu itu saya tidak punya kesibukan yang tak bisa saya tinggalkan, tentu akan dengan senang hati saya mengantarnya.
“Maaf Dea, saya tidak bisa ikut bersamamu ke Pantai Parangtritis,” kataku kala itu, beberapa jam menjelang kepergian kekasihku bersama kawan-kawannya.
“Kamu tahu sendiri, hari ini Om Purwa sedang punya gawe mantu. Aku mustahil untuk tidak bantu-bantu...”
“Aku mengerti, Mas Johan.. Santai saja, Mas Johan tidak bisa ikut ke Pantai Parangtritis, tidak masalah. Toh, saya ada teman-teman,” kata Dea sambil berusaha menenangkanku. “Tetapi kalau saya mohon sekali ini saja, mau kan, Mas Johan?!”
“Apa?”
“Antarkan saya ke rumah Dewi. Teman-teman nanti kumpul di sana. Kami akan berangkat ke Parangtritis dari rumah Dewi terang Dea kepadaku.
“Dhuh, kau ini Dea Dea...! Begitu saja hingga kau harus bilang mohon sekali ini saja! Seperti tidak akan pernah ketemu lagi saja.. Ha.. ha.. .ha kataku setengah meledeknya.
Dengan senang hati, akupun mengantarkan Dea ke rumah Dewi. Yang tidak pernah kuduga, ternyata itu merupakan kebersamaan terakhir kami. Dea ditelan ganasnya ombak maritim selatan Pantai Parangtritis, dikala bermain di bibir pantai.
Beberapa saksi mata mengatakan, dikala bermain di bibir pantai bersama mitra kawannya, tiba-tiba muncul sebuah ombak yang menyeretnya ke tengah samudera. Jasad Dea yang tidak pernah bisa diketemukan itupun risikonya dianggap kalap.
Aku benar-benar merasa kehilangan dan terpukul atas insiden itu. Kesedihanku tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Seolah, sulit sekali bagiku untuk mendapatkan kenyataan pahit itu. Berbagai usahaku untuk melupakan Dea, menguburnya dalam-dalam di liang lahat kenangan, serasa sia-sia saja. Bayangan wajah Dea seolah tidak bisa saya lupakan. Semakin saya lupakan, justru semakin segar dalam ingatan.
Aku kira, akupun telah berusaha mencari tempat pesembunyian yang paling tersembunyi. Namun bayang-bayang wajah Dea hampir selalu bisa menemukan tempat persembunyianku. Akupun merasa sangat letih dan hampir frustasi karenanya. Puncaknya, tidak ada yang bisa saya lakukan, kecuali hanya mengalir saja. Ya, hanya mengalir saja, tanpa terpikir sebersit pun kemana hendak bermuara.
Sungguh, saya merasa tidak lagi memiliki kemampuan untuk menghentikan cintaku kepadaku Dea. Logika pikiranku sebetulnya menyampaikan sia-sia, alasannya menyayangi sesuatu yang tidak pasti. Tetapi anehnya, toh saya merasa sangat senang dengan keadaan yang demikian itu. Dhuh, benarkah hidupku ini sudah absurd? Entahlah, saya tidak tahu. Aku hanya ingin menjalani saja apa yang sudah menjadi keyakinanku.
Keyakinanku pulalah yang membuatku hingga hingga di Candi Sawentar ini. Bermula dari sebuah informasi yang saya peroleh danri seorang kawan, sebut saja Karim. Seperti yang didengar Karim atas cãndi yang terletak di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Bhitar, Provinsi Jawa Timur itu, konon banyak dipercaya sebagai singgasananya orangorang kalap. Akupun kemudian berpikir begini, “Jika memang benar demikian, berarti Dea ada di candi itu bersama orangorang yang senasib dengan dirinya..
Entah kenapa, begitu mendapatkan informasi tersebut, saya termakan untuk mengunjungi Candi Sawentar. Yang lebih tidak terjangkau oleh pikiranku, mengapa pula tiba-tiba saya percaya dan meyakininya begitu saja. Dan bukti dari semua itu. saya pun melaksanakan ritual tabur bunga di sebuah titik di dalam tempat candi itu. Titik yang dimaksud lazim disebut Pager Sawentar.
Wujud Pager Sawentar mi yaitu berupa sebuah kerikil persegi panjang. Di tempat inilah saya menabur bunga tiga warna yang biasa dipakai untuk acara spiritual nyekar. Bunga tiga warna itu sendiri terdiri dari sekuntum mawar merah, kembang kenanga dan sekuntum kantil. Doa-doa kupanjatkan kepada Yang Maha Kuasa untuk kebahagiaan Dea di alamnya. Dan anehnya, di puncak kekhusukanku berdoa, seolah saya melihat wajah Dea yang berseri-seri dengan senyum terkembang di sudut bibirnya. Dea tak bicara apapun, kecuali hanya menatapku sambil tersenyum.
Setelah kunjunganku yang pertama itu, saya semakin yakin dan percaya saja, .bahwa Dea memang berada di Candi Sawentar sebagai bab dari entitas mistik setempat. Akupun tidak lagi sering ke Pantai Parangtritis menyerupai sebelumnya, ketika ingin menziarahanya. Aku menganggap, meski Dea kalap di Pantai Parangtritis, namun bersemayamnya di Candi Sawentar.
Cerita Mistis Misteri Kisah Nyata Hantu Seram Menemukan Arwah Kekasih Yang Telah Meninggal Dunia
Menurut beberapa rujukan yang saya baca, Candi Sawentar ini secara fisik hampir sama dengan Candi Kidal. Candi Kidal sendiri terletak di Desa Rejo Kidul, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Karena kesamaan secara fisikal tersebut, kemudian muncul sebuah dugaan, bisa jadi Candi Sawentar merupakan tempat pendharmaan Anusapati yang dikenal sebagai Raja dan Kerajaan Singosari yang ke dua.
Aku kira, dugaan tersebut Iebih bersifat empiris. Seperti yang tercatat dalam Kitab Negara Kertagama, umumnya raja-raja besar menyerupai Anusapati itu didharmakan di dua tempat. Dalam Negara Kertagama memang disebutkan, bahwa Kertarajasa Jayawardana atau Raden Wijaya selain didharmakan di Candi Simpingjuga di Antahpura. Begitu juga dengan Narasinghamurti, selain di Kumitirjuga di Redi Kuncir. Hal yang sama juga terjadi pada diri Wisnu Wardhana atau Ranggawuni, selain di Candi Mien juga di Candi Jajagu atau Candi Jago.
Pembangunan Candi Kidal sendiri menyerupai informasi yang saya dapatkan dari sebuah referensi, diperuntukkan sebagai bentuk perngormatan atas jasa besar Anusapati
yang bertahta di Kerajaan Singosari selama kurang Iebih 20 tahun. Riwayat hidupnya berakhir di tangan Tohjaya yang menghabisinya. Anusapati tewas dalam sebuah konflik kudeta yang terjadi di Kerajaan Singosari kala itu. Tetapi ada keyakinan lain lagi di balik kematian Anusapati yang tragis itu, yakni sebagai bab dari kutukan MPU Gandring.
Candi Kidal sendiri pada tahun 1990 mengalami pemugaran. Begitu halnya dengan Candi Sawentar. Bahkan, pemugaran yang terjadi di Candi Sawentar tidak hanya terjadi di jaman kemerdekaan saja. Semasa pemerintahan Hindia Belanda, telah mengalami 3 kali pemugaran.
Pemugaran yang dilakukan oleh Oudheidkundige Dienst (Dinas Purbakala) Hindia Belanda itu terjadi pada tahun 1915,1920 dan 1921.
Pemugaran Candi Sawentar kala itu sebagai akhir dari imbas letusan Gunung Kelud yang berada sekian kilometer di sebelah utaranya. Ketika terjadi erupsi, sebagian tubuh Candi Sawentar terbenam oleh material vulkanik Gunung Kelud. Nah, sehabis diadakan proses penggalian, barulah bisa terangkat tubuhnya hingga menyerupai keadaan semula. Sampal kini belum bisa diketahui secara pasti, kapan sebetulnya Candi Sawentar pertama kali dibangun. Ini sebagai akhir tidak adanya angka tahun atau prasasti yang bisa dijadikan petunjuk.
Yang jelas, Candi Sawentar mi berada pada areal lahan seluas 1.565 meter persegi. Keadaan candi, sepintas terlihat unik alasannya menyerupai berada di tengah kolam. Karena posisinya yang demikian itu, maka sekalipun tinggi tubuh candi mencapai 10, 5 meter, namun tidak tampak menjulang tinggi.
Candi Sawentar dibangunsebagal tempat pemujaan dan semedi. ikonografi reliefnya tidak begitu banyak.
Cerita Seram Hantu Nyata Misteri Penampakan Sosok Arwah Orang Yang Telah Meninggal
Candi Sawentar dibangunsebagal tempat pemujaan dan semedi. ikonografi reliefnya tidak begitu banyak.
Lukisan pada candi didominasi oleh citra Kala yang cukup besar pada empat sisi candi bab atas. Kala yang dimaksud berupa citra kepala raksasa atau dalam dunia pewayangan disebut Buto. Pada bangunan utama candi terdapat pintu masuk di sebelahbarat. Pintu tersebut merupakan susukan jalan menuju tempat pemujaan. Untuk mencapainya harus meniti tangga yang terbuat dari batu.
Nah, di dalam ruangan tempat pemujaan itu terdapat yoni (lambang kesuburan) dan relief Surya Majapahit yang menempel di langit-lanigit ruangan. Relief Surya Majapahit ini konon merupakan lambang kebesaran Kerajaan Majapahit itu sendiri. Raja Hayamwuruk disebut-sebut pernah melaksanakan semedi atau meditasi di Candi Sawentar ini.
Dan sumber sejarah yang saya baca, memang saya tidak mendapatkan secuilpun mnformasi mengenai Candi Sawentar sebagai persemayamannya roh orang-orang kalap. Tetapi anehnya, hal itu tidak pernah menghipnotis sesuatu yang terlanjur menjadi kepercayaanku. Aku percaya dan sangat yakin, bahwa Dea yang kalap di Pantai Parangtritis dan jasadnya tidak pernah bisa ditemukan itu, secara mistik rohnya bensemayam di Candi Sawentar bersama mereka yang senasib dengan dirinya.
Keyakinan demikian, seolah semakin dekat saja memelukku. Tiba-tiba saja, saya merasa sangat bahagia, setiap kali berada di Candi Sawentar. Entahlah, setiap kali melaksanakan ritual tabur bunga di candi itu sambil memanjatkan doa-doa untuk Dea, saya merasa diriku sedang berada di kediaman wanita yang sangat saya cintai itu. Bahkan, bukan hanya sekedar berada di rumahnya, tetapi lebih dari itu seolah saya bisa bertemu dengan Dea dan bercakapcakap.
Sosok Dea yang semula muncul secara imajiner, lambut-laun seperti menjadi sangat nyata. Mungkmn alasannya ini pula, hampir dalam setiap kunjunganku ke Candi Sawentar, rasanya berat sekali bagiku ketika harus pulang meninggalkannya. Aku menyerupai tidak tega membiarkan Dea sendiri.
Baca Juga;
Tetapi setiap muncul perasaan demikian, tiba-tiba saja Dea menyerupai mengingatkanku, bahwa di peninggalan purbakala yang sangat bersejarah itu, dirinya tidak sendiri. Banyak sekali kawannya yang senasib dengan dirinya sebagai orang-orang kalap.
Bahkan, Dea pun seperti menasehatiku, bahwa takdir tiap-tiap insan tidaklah sama, dan saya harus menjalaninya menyerupai apa adanya dengan penuh tulus dan tawakal. Aku kira sebuah nasehat yang bijak, yang membuatku merasa tercerahkan untuk menapaki perjalanan hidup yang masih berlangsung.
Itulah Cerita angker hantu faktual mistik arwah orang yang telah meninggal dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar