27 Maret 2018

Cerita Hantu Seram Terbaru Mistis Misteri Nyata Berburu Hantu Pembunuh Di Tanjung Kahayan

Cerita Hantu Seram Terbaru Mistis Misteri Nyata Berburu Hantu Pembunuh

Aku sengaja menentukan judul Horor di Pertigaan Tanjung Kahayan lantaran terkait misteri Pertigaan Tanjung Kahayan di Bontang, Kalimantan Timur yang super seram. Suatu tempat angker yang dihuni oleh Hantu Puyang, hantu tak berkepala yang bukan saja menakut-nakuti manusia, tapi sudah membunuh tiga orang korban.

 Di sini ada rumah bangunan renta era 18 awal yang ditinggalkan oleh penghuninya. Rumah itu tidak diketahui siapa pemiliknya, namun terdaftar sebagai orang yang berjulukan Zuares van Royen, seorang pejabat Belanda jaman pra-kemerdekaan, yang mengepalai pengeboran gas tempat Bangkiang, Bontang Selatan.
Cerita Hantu Seram Terbaru Mistis Misteri Nyata Berburu Hantu Pembunuh Di Tanjung Kahayan
Hantu itu apa sih? “Mana ada hantu di dunia ini, yang ada yakni setan, Malaikat dan jin. Buku kitab suci menyebut hal itu dan saya wajib mempercayainya. Tetapi soal hantu, apa itu hantu, mana ada sih itu hantu?” kataku, dalam suatu diskusi kecil di dalam keluarga kami, di Jalan Sudirman Raya, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Hampir sama dengan pendapatku, adik bungsuku yang duduk di fakultas kedokteran Trisakti Jakarta, Akmal Banderas, tidak juga mempercayai hantu itu. Apalagi beliau calon dokter, yang pernah ikut jadi koas membedah badan insan dalam suatu operasi, yang meyakini teori hidup dengan jantung.
Seseorang akan mati klinis bila jantungnya berhenti berdetak.


 Jantung berhenti berdenyut bila ada penyumbatan pembuluh darah, penyempitan atau suplai oksigen yang minim hingga menimbulkan terjadinya disfungsi jantung. Lalu, bila disfungsi jantung terjadi, maka tewaslah insan yang mengalami masalah itu.

Dalam ilmu kedokteran, tidak dikenal istilah hantu. Atau katakanlah, insan yang telah mati kemudian hidup lagi, mengambang, mengawang dan menjadi hantu. Belakangan ini, heboh soal menampakan Hantu Puyang, hantu tanpa kepala yang memakan korban nyawa. Sudah banyak korban yang mati misterius di Pertigaan Simpang Kahayan. Peristiwa itu dialami oleh beberapa orang pula yang sempat hidup, yang melihat eksklusif sosok Hantu Puyang yang mengerikan. Hantu tanpa kepala, berjas hitam dan bersepatu laras panjang hingga ke dengkul.

“Hantu Puyang itu bukan sekadar menakut-nakuti manusia, tapi membunuh. hantu itu menghuni rumah renta milik Van Royen dan siapapun yang masuk rumah itu, akan diserang olehnya. Lima paranormal dan Jakarta sudah menyerah, mereka pulang kembali ke ibu kota tanpa membawa hasil,” ungkap Romzi Sukardi, kepala desa Bontang Selatan, kepadaku, ketika beliau berkunjung ke rumah kami di Balikpapan.

Kepala Desa ini yakin betul ihwal adanya Hantu Puyang itu. Sebab neneknya, Amidah Dahlan, meninggal dunia lantaran dicekik oleh Hantu Puyang. Maka itu, keturunan nenek Amidah, termasuk Pak Romzi Sukardi, menjadi sangat dendam kepada Hantu Puyang di Bontang Selatan tersebut.

Sebagai mahasiswi pendidikan birokrat dalam negeri, saya mesti berhasil mengungkap ihwal eksistensi Hantu Puyang di Kalimantan Timur tersebut. Bahkan, saya akan menimbulkan masalah gaib ini sebagai disertasi, materi reset ilmiah yang kelak akan dimasukkan ke dalam skripsiku untuk mengambil ijazah strata satu.

Dengan Toyota hardtop milik ayahku, saya berangkat berempat dengan saudara sepupuku dan Balikpapan menuju Bontang. Jarak tempuh yang kami harus lalui yakni sekitar 120 kilometer, melewati Kota Samarinda, Samboja dan Sangsanga. Operasi menyelidikan Hantu Puyang itu kami lakukan pada hari Kamis, 8 September 2011, wage, jatuh pada malam Jum’at kliwon, malam keramat yang konon ketika itu Hantu Puyang menghebohkan itu keluar sarang.

Aku, Johnny Iskandar, Wildan Sanyoto dan Hilman Aditya bersiap dengan segala resiko untuk menghadapi makhluk gaib yang sangat dipercaya masyarakat ihwal keberadaannya itu. Kami setuju bahwa apapun resiko yang kami temui haruslah dihadapi dengan kepala dingin.

“Saya yakin hantu puyang itu tidak ada, saya yakin seribu persen bahwa makhluk yang namanya hantu itu tidak ada di muka bumi ini Korban yang katanya diserang hantu itu, hanya isapan jempol belaka. Mungkin lantaran sakit jantung maka korban mati, bukan lantaran dicekik Hantu Puyang itu. Tidak ada itu hantu puyang, maka saya berani ikut dalam operasi i, saya yang akan berada terdepan di rumah renta yang katanya sarang hantu tersebut,” ujar Johny Iskandar, kepada kami.

Mungkin lantaran beliau sarjana ekonomi yang selalu bicara realita angka-angka, maka Johnny lskandar aimnus Jayabaya, Jakarta’ ini tidak pernah percaya akan adanya eksistensi hantu di negeri ini.
“Kalau bangsa jin, saya percaya, setan, memang ada, malaikat, niscaya ada lantaran sesuai dengan isi Al Qur’an, kitab suci kita, bahwa tiga makhluk itu keberadaannya memang diakui, Tuhan menyebut makhluk-makhluk tadi,” terperinci Johnny Iskandar.

“Nah, hantu, apalagi Hantu Puyang yang tidak berkepala itu, di mana tempatnya? Al Qur’an dan kitab suci agama lain pun, tidak menyebut Hantu Puyang,” tambah Johnny Iskandar, saudara misanku yang berambut kribo itu.

Cerita Mistis Misteri Kisah Hantu Nyata Alam Gaib Menguak Hantu Pembunuh Di Tanjung Kahayan


Wildan Sanyoto tertawa mendengar keterangan Johnny Iskandar ini. Sebab beliau juga beropini sama, bahwa hantu itu bergotong-royong di mana tempatnya. Bangsa apa hantu itu dan siapa bergotong-royong yang dikatakan hantu, apalagi hantu Puyang dan konon telah banyak memakan korban nyawa tersebut. Begitu juga dengan Human Aditya, Human juga tidak yakin adanya hantu di bumi ini. Bahkan beliau berani memastikan bahwa Hantu Puyang yang angker itu hanya omong kosong belaka. Isapan jempol orangorangpenakut.

Sama mirip mereka, saya pun, sangat ragu akan eksistensi hantu. Baik itu hantu pocong, hantu beguganjang maupun Hantu Puyang.Tapi sebagai mahasiswi semester final yang ingin menimbulkan dongeng rakyat ini sebagai materi skripsi, maka saya tertarik untuk berburu, setidaknya sanggup mengetahui barang sedikit dan keterbatasan rujukan yang tersedia mengenai hantu tersebut.

Setelah berjalan dengan Toyota hardtop selama tiga jam dari Balikpapan, sampailah kami di Pertigaan Kahayan. Hari sudah gelap dan kumandang adzan maghrib telah kami dengar dan kejauhan. Hutan kayu angsana, mahoni dan jati memenuhi jalanan sekitar Simpang Tiga Kahayan. Daerah itu masih dalam kondisi hutan lebat. Cuma anehnya, mengapa rumah beton antik itu dibangun oleh Van Royen di situ. Di tengah hutan belantara Pertigaan Kahayàn yang sunyi.

“Kamu ini bagaimana sih, waktu Van Royen membangun rumah besar ini terjadi pada era 18 lalu, pada tahun 1789 masehi, ketika di mana tempat ini belum mempunyai jalan, masih hutan lebat dan di sekitar rumah ini ada sumber gas, minyak dan juga emas sekaligus. Untuk itulah, maka Van Royen dan pemerintah Belanda membangun rumah itu. Selain sebagai rumah pribadi Van Royen yang hebat drilling, pertambangan, tapi rumah itu juga dijadikan tempat menampung semua tenaga kerja On shore dan perusahaan minyak Belanda jaman itu,” terperinci Human, serius.

“Kenapa harus membahas sejarah eksistensi rumah ini sih? Yang perlu kita bahas yakni benar apa tidak adanya penghuni gaib rumah ini, apa yang dinamakan oleh warga sebagai Hantu Puyang sang pembunuh sadis itu,” kataku, memotong.
Karena suaraku sudah bernada marah, maka ketiga saudara ku itu menjadi takut, kemudian mereka bertiga bersiap melaksanakan operasi yang pertama di rumah renta itu. Ketiganya buru-buru mengeluarkan tas, tenda dan alat-alat operasi mirip senter besar, senapan, kawat jebakan dan tali temali.

Setelah adzan berhenti dan qomat terdengar, kami kemudian sholat maghrib. Kami mengambil wudhu dan air mineral lima galon yang kami bawa di dalam mobil. Satu galon kami jadikan sebagai air untuk sholat dan yang lainnya diharapkan untuk masak nasi, mencuci dan minum. Bila semua itu habis sementara operasi Hantu Puyang belum kelar, maka kami akan pergi ke Kota Bontang untuk berbelanja.

Di Bontang banyak super market besar yang sanggup kami jadikan sasaran untuk menyegarkan perbekalan selama operasi. Dari Pertigaan Kahayan ke Bontang, hanya membutuhkan waktu 40 menit, jaraknya hanya 30 kilometer, melewati jalan burik yang berlobang dalam.

Habis sholat maghrib, kami makan malam. Ada nasi yang kami siapkan matang dan lauk rendang, ikan balado serta ayam bakar yang kami beli di Samarinda. Kami menyalakan lampu senter charger yang paling besar, 20 watt kemudian kami menikmati sajian makan malam dengan santai.

Sementara itu, keadaan sekitar tenda kami tiba-tiba menjadi sepi, sunyi dan bisu. Tidak terdengar lagi bunyi speaker mesjid terdekat dan tak ada kendaraan yang melewati SimpangTiga Kahayan.
Malam semakin gelap dan semakin sepi. Kayu-kau besar dengan pepohonan rindang, tiba-tiba ditiup angin dengan deras. Dedaunan terdorong ke sana ke man lantaran deras dan kencangnya angin malam Kalimantan Timur menerjang. Seteah kami sholat isya’, kami mengheningkan cipta dan tidak berbicara sepatah katapun.
Pada ketika kami merenung, mengheningkan cipta dan membaca mantra-mantra, tiba-tiba terdengar bunyi gedubrak keluar dan rumah tua. Brugkk, bunyinya, mirip ada benda besar yang jatuh menimpa lantai rumah van Royen itu. Kami berempat terkejut, tersentak kemudian saling melihat satu sama lain.

“Suara apa itu?” tanyaku, yang disambut gelengan kepala oleh tiga saudaraku. Johnny Iskandar yang sok pemberani, eksklusif berdiri dan mengambil senter, kemudian masuk ke dalam rumah renta itu melewati jendela depan.
Dengan berani beliau membuka jendela dan masuk ke dalam, ke arah sumber bunyi yang berisik. Tidak usang kemudian, Human Aditya mengikuti dan belakang, sambil memegang golok dan senter besar, yang seakan siap bertarung melawan siapapun malam itu yang menantangnya berkelahi.

Urutan ke tiga, yakni Wildan yang membawa senapan laras panjang serta pistol FN sumbangan perbakin di pinggangnya. Wildan memang anggota Perbakin dan beliau mendapat ijin untuk membawa senjata api berikut penggunaannya.
,“Ini memburu hantu kok kayak memburu babi di hutan kelapa sawit,” celoteh Wildan, mendumel.
Tidak berapa usang sehabis Johnny masuk, Johnny Iskandar berteriak keras, menjerit dan kemudian suaranya hilang mendadak seakan ada sesuatu kekuatan yang menyumbat mulutnya.
“Ada apa John?” teriak Wildan dan Human. Mereka berdua segera menyusul ke dalam rumah renta dan melihat Johnny Iskandar telah terkapar berlumuran darah. Lehernya nyaris putus dan biji matanya keluar kedua-duanya, Johnny pun mati di tempat.

Jantungku berdetak kencang melihat kenyataan mengerikan ini. Di balkon atas, sehabis terkena sinar senter, seorang sosok mirip insan tanpa kepala, memegang kepalanya dan memakai pisau belati tajam. Mata kepala yang dipegang, menatap tajam kepada kami sambil berkomat kamit seakan sedang membicarakan sesuatu kepada kami.
Wildan mengokang senjata FN kemudian menembak makhluk itu. Sosok itu ternyata tidak mempan peluru dan peluru kemudian ditangkapnya kemudian dilempar kembali kepada kami. Lemparan peluru itu mengenal mata Wildan dan Wildan tidak sanggup melihat lagi. Saat itu juga, makhluk yang saya yakini dialah Hantu Puyang, turun dari balkon dan mengejar kami. Aku berlari keluar rumah renta dan mendekati tenda.
Sementara Wildan dan Human Iangsung dicekik dan salah seorang ditusuk dengan belati yang tajam. Kedua saudaraku itupun, mati di tempat.

Misteri Kisah Nyata Hantu Seram  Pembunuh Di Tanjung Kahayan


Karena ketiga saudara ku mati, saya segera memacu kendaraan Toyota Hardtop menuju jalan raya. Dan situ saya memacu cepat mencari kantor polisi terdekat. Aku menemukan kantor Polsek Bontang dan Kapolsek, seorang pangkat AKP, membawa empat anak buahnya menyisir rumah renta milik Van Royen.
Di rumah itu, kami menemukan tiga mayit saudaraku tergelatak dan mayit itu segera dibawa ke rumah sakit Umum Bontang Kuala. Malam itu juga mayat diotopsi dan saya gemetar ketakutan. Ayahku, orangtua Wildan, orangtua Human dan Orangtua Johnny tiba dan menyesalkan insiden ini.

“Kalian sok tahu sih, sok rasional tidak percaya adanya Hantu Puyang yang clitakuti warga itu, ternyata, hantu itu memang ada dan akibatnya, tiga nyawa melayang secara sia-sia. Nah, sekarang, masih belum juga kamu percaya akan adanya Hantu Puyang itu?” hardik ayahku, kepadaku. Yang tersudut di pojok forensic rumah sakit, sesenggukan menangis.

“Sudahlah Pak, cukup, Pak, jangan dimarahi lagi anak Bapak, alasannya beliau masih shock. Stress berat menghadapi insiden besar ini,” kata AKP Sanija Ahmad, Kapolsek Bontang Selatan, meminta ayahku supaya menghentikan kemarahannya yang membabi buta itu.

Kini, sudah dua tahun penistiwa itu berlalu. Namun rasa trauma, fobia, masih terus menyelimuti diriku. Setiap ketika menjelang tidur, saya membayangkan sosok hantu Puyang tanpa kepala yang pembunuh itu. Kini, seribu persen, saya percaya akan adanya Hantu Puyang, yang ternyata makhluk bangsa setan yang ibarat sosok orang yang mati beberapa ratus tahun lalu.

Hantu Puyang di rumah renta Simpang Tiga Kahayan, bersahabat Bontang itu, tak lain yakni hantu Suarez Van Royen, hantu hebat perminyakan, pakar drilling asal Hiversum, Belanda yang meninggal terbunuh di rumah pribadinya itu.Konon, pembunuh Suarez van Yoyen yang adonan Paraguay

Eropa Barat itu, yakni penduduk setempat dalam bencana perang dengan suku terasing yang mengamuk wilayah mereka digangu oleh Van Royen. Hantu Puyang Van Royen itu justru menuntut balas kepada insan setempat, siapapun orang yang melintas atau bahkan masuk ke rumah angkernya. Keramat yang mega keramat dan super angker di Kalimantan Timur tersebut. Kisah ini dialami oleh Anita Rahman Swastika.
Itulah dongeng hantu angker terbaru akhir berburu makhluk gaib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wajib Kamu Baca

Jasa Dukun Pelet Ampuh Sudah Terpercaya dan Handal Di Indonesia

Jasa Pelet dari Dukun Pelet Ampuh Sudah Terbukti Ampuh dan Tentunya Mahar Murah Reaksi Cepat Dukun pelet adalah:Orang yang memiliki kesangg...