Kisah Mistis Pengalaman Berguru Ilmu Pengasihan Yusuf Nyata

Belajar Ilmu Pengasihan Mahabbah Yusuf,Pengasihan Tingkat Tinggi

Kumpulan Mantra Primbon Warisan Leluhur yang sangat langka

.Banyak kisah dari orang-orang indonesia yang masih mengamalkan mantra keselamatan,untuk mengetahui kisah-kisahnya baca disini.  
 Bahkan hingga ada yang memakai ilmu gendam asihan untuk memperlancar pekerjaannya baca juga kisahnya disini. 
 Baca juga menguak mantra kesaktian suku baduy

Cerita Mistis Misteri Kisah Nyata Mengamalkan Ilmu Pengasihan Yusuf

 Cerita misteri ini didapatkan dari salah seorang sahabat yang hingga bergerak di LSM sebagai pendamping masyarakat yang membutuhkan penerangan dan derma hukum. Irwan, 22 tahun, demikian sahabat biasa disapa, tergolong pelopor yang mempunyai demikian banyak korelasi di banyak sekali instansi.

Sudah barang tentu, hal tersebut berbeda dengan biasanya. Maklum, hingga sekarang, banyak orang masih mencibir dengan keberadaan LSM.Seringkali hal itu saya tanyakan, namun, irwan selalu berhasil menghindar. Tetapi, kali ini, entah kenapa ia pribadi berkata; “Sudah menjadi rahasia umum, sebelum merantau, kami selalu dibekali sesuatu oleh orang dituakan.”

“Maksudnya?” Tanyaku penasaran.

“Pegangan... ada yang berupa wifik, ada pula amalan yang harus selalu dibaca setiap usai mendirikan salat fardhu,” jawab Irwan sambil tersenyum.

“Dengan kata lain, amalan merupakan bab yang tak terpisahkan dengan salat fardhu.” tambahnya lagi, “jadi, bukan lantaran amalan kita mendirikan salat fardhu.”

Aku hanya mengangguk. Memang, dalam problem agama, Irwan selalu menjadi kawasan bertanya di antara kami. Jadi, tidak heran kalau dalam keadaan apapun, Ia selalu mendahulukan salat fardhu bila waktunya tiba, ketimbang mengerjakan yang lainnya. Boleh dikata, bégitu terdengar kumandang adzan, Ia selalu menghentikan kegiatannya.

Sekali ini, tanpa diminta, ia pun menceritakan pengalamannya saat masih tinggal di kampung halamannya. Walau terlahir dari keluarga yang tidak mengecewakan mampu, maklum, sang ayah mempunyai kebun kelapa yang amat luas, namun, Irwan bukan merupakan sosok yang sombong dan angkuh. Oleh alasannya itu, di sekolah, Ia mempunyai banyak teman.

Boleh dikata, di mana ia sekolah, niscaya hampir semua siswa mengenal nama dan dirinya dengan baik.Sebagaimana cukup umur seusianya, irwan pun mulai gemar mencari orang-orang yang dituakan untuk menimba ilmu darinya. Seperti biasa, yang dicari tak lain yaitu pagar diri dan ilmu pekasih. Bersama-sama dengan yang lain, tak jarang, lrwan pun memamerkan ilmu yang didapatnya.

Hingga suatu hari, usal mendirkan salatAshar di salah satu surau bau tanah yang ada di sudut kampung, ia ditegur oleh seseorang yang selama ini dikenal sebagai penjaga surau tersebut. Irwan tak begitu mengenalnya, tetapi, sosok paruh baya itu biasa disebut dengan Atuk,

“Sebaik-baiknya ilmu, yaitu ilmu yang berasal dari Allah,” demikian kata Atuk sambil menatap kedua bola mata irwan yang hendak mencium tangannya.

“Maksud Atuk?” Tanya Irwan penasaran.

“Ya cukup amalkan ilmu yang ada dalam Al Quran, jawab Atuk sambil tersenyum.

“Dengan begitu, engkau gres bisa mencicipi manfaatnya.”

Sekali i, hati Irwan lansung tergetar. Ternyata, diam-diam, Atuk ini sanggup membaca segala isi hatinya.

“Kenapa harus memaksa orang semoga menyayangi kita, padahal, sebenarnya,orang tersebut lebih menentukan lelaki lain. Bukankah memaksakan kehendak itu tidak baik?”kata Atuk itu.

lrwan pribadi saja mencium tangan keriput itu tanpa mau melepaskannya.

“Atuk, bimbinglah saya...” katanya dengan penuh harap.

“Dirikanlah salat dengan ikhlas. Jangan jadikan salat lantaran engkau takut ilmu yang dipelajari tidak bermanfaat,” kata Atuk sembari melepaskan tangannya,”

Jangan jawab sekarang, renungkan. Setelah mantap, silakan datang.”

Beberapa hari Irwan mencoba mencerna apa yang dikatakan lelaki bau tanah itu. Akhirnya, Ia pun sadar, selama ini, dirinya mendirikan salat lantaran takut ilmu yang dipelajarmnya tidak bermanfaat, bukan lantaran perintah Tuhan semata.

“Ah ... kenapa saya demikian bodoh,” gumamnya.

Setelah menimang-nimbang, esoknya, Ia pun berangkat ke surau bau tanah yang terletak di sudut kampung itu. Ya ... surau itu tak seberapa ramai, maklum, selain terletak di pinggiran kampung, surau itu juga bersebelahan dengan pemakaman bau tanah yang konon populer keangkerannya. Tapi, tekad Irwan telah bulat. Ia ingin menimba ilmu dari Atuk yang hidupnya bersahaja itu.

Pulang sekolah, Irwan sengaja tiba menjelang salat Ashar. Setelah mendirikan salat Ashar berjamaah, Ia pun menyatakan keinginannya untuk menimba ilmu dari Atuk.

“Sebaik-baiknya ilmu, yaitu kalau banyak orang bahagia dengan kita. Dengan begitu, maka, tak perlu lagi mencar ilmu pagar diri dan lain sebagainya,” kata Atuk.

“Ya ... dengan orang senang, maka, kita tak punya musuh atau orang yang membenci,” kata Irwan menimpali.

Atuk pun mengangguk dan tersenyum. Tak usang kemudian, terdengar katanya lirih sambil menyerahkan secari kertas yang terlipat dengan rapi;

“Semoga Mahabbah Yusuf inii benmanfaat bagimu. Terimalah.”

“Baik Atuk,” jawab lrwan sambil mendapatkan kertas tersebut.

“Caranya, baca mahabbah itu sebanyak empat puluh kali. Setiap baca, lakukan dengan tahan napas. Jadikan mahabbah ini sebagai amalan harianmu. Semoga engkau sanggup mencicipi manfaatnya. Dan sekarang, kembalilah, kedua orang tuamu, niscaya sedang menunggu,” lanjut Atuk dengan wajah berseri.Irwan pun mengangguk dan mencium tangan Atuk serta mohon diri.

Di rumah, Irwan pun pribadi membuka lipatan kertas yang ternyata berisi tulisan;

idz qola Yususfu Ii abihi ya abati inni roaitu ahada ‘asyaro kaukabaw wasy-syamsa Wal qomaro

war  rijal, wan nisaa wajami-il mahluqin, roaituhum li sajidin.

Sejak itu, dengan tekun dan ikhlas, Irwan pun selalu mengamalkan Mahabbah Yusuf usai mendirikan salat fardhu. Dan akibatnya pun luar biasa, walau tergolong siswa yang jahil, nakal, bahkan sering membolos serta tak mengerjakan tugas, tatapi, Ia tak pernah mendapatkan teguran sama sekali dari para gurunya.

Kenyataan itu tidak menciptakan Irwan menjadi sombong dan takabur, ia bahkan berubah mepjadi siswa yang santun dan tekun, sehingga, semua guru dan siswa pun menjadi sayang dengan dirinya.

Cerita Mistis Kisah Misteri Mengamalkan Pengasihan Mahabbah Yusuf

 Hadiah dari perubahan sikapya adalah, Ia menjadi murid terbaik dan memberikan pesan dan kesan di depan seluruh guru, orang bau tanah murid dan para siswa kelas tiga saat program perpisahan dilangsungkan.

Begitu juga saat ia kuliah di Jakarta. Walau gres masuk, boleh dikata, lrwan pribadi saja mendapatkan banyak teman. Yang menciptakan banyak orang jadi panasaran adalah, Irwan yang selalu kritis terhadap banyak sekali kebijakan kampus, tak pernah mendapatkan teguran yang berarti dari pihak rektorat  hal itu berbeda dengan yang lain, usai melaksanakan kritik, biasanya, mereka niscaya mendapatkan surat peringatan bahkan skorsing.Ketika hal itu ditanyakan Iangsung, Irwan hanya tersenyum sambil sesekali mengangkat pundak tanda tak mengerti.

Waktu terus berjalan. Sebagai pelopor kampus, sudah barang tentu Irwan pun mengenal banyak sosok yang bekerjasama dengan kebijakan publik. Untuk itu, Ia pun sengaja terjun ke salah satu LSM. Tujuannya tak lain, ingin memperbaiki hidup dan kehidupan masyarakat yang selama ini kurang mendapatkan perhatian serius dari pemerintah -— bahkan, politisi bandel hanya mengingat mereka saat menjelang PEMILU saja.

“Tadi yaitu dongeng masa laluku. Makara jangan heran, kenapa banyak orang yang bahagia kepadaku.

itulah kisah misteri dongeng mistis kasatmata manfaat mengamalkan pengasihan Yusuf

Baca juga cerita islami Nabi Yusuf dan Zulaiha

 Yang penting, selain mendirikan salat fardhu dan mengamalkan Mahabbah Yusuf, kita juga harus bisa menjaga kepercayaan orang, serta santun pada sesama. Dengan begitu, maka, tak ada alasan bagi mereka untuk membenci kita,” ujannya menutup pembicanaan. Sejatinya, insiden tersebut di atas sudah tiga tahun berlalu. Dan penulis gres berani menuliskannya sesudah mendapatkan izin dari iwan, yang kini ia hidup dengan tenang dan tenang bersama istri dan dua orang anaknya di kampung halamannya.