28 Maret 2018

Mitos Primbon Mantra Ilmu Pembantu Kesuksesan Pekerjaan

Mitos Primbon Mantra Ilmu Pembantu Kesuksesan Pekerjaan

Di jaman yang sudah modern ini masih saja ada orang yang memakai ilmu gendam untuk melancarkan segala perjuangan mengejar kesuksesan dunia, Kali ini akan menyebarkan dongeng tentan Gendam,


Ia tak pernah menyangka sebagi  seorang sarjana informatika, banyak orang beranggapan bahwa dirinya bakal gampang mendapatkan pekerjaan. Tetapi zaman telah jauh berbeda, jikalau tak ada korelasi di dalam, ratusan ijazah yang dikirimkan seolah raib ditelan bumi.
ltulah yang membuat, kenapa Toro, yang semula bertahan harus bekerja sesuai dengan ilmunya harus mengalah pada kenyataan. Ya... untuk menutupi biaya hidupnya, ia terpaksa mengambil anjuran bidang pemasaran dan salah satu perusahaan besar yang bergerak dalam garmen.


Setelah mengikuti pembinaan tiga hari Iamanya, Toro pun mulai ditempatkan sebagai ajun manajer pemasaran. Asti, sang manajer ialah sosok yang gila kerja sekaligus sering mematok sasaran dengan seenaknya sendiri. Maklum, ia ialah kemenakan dari istri salah seorang komisaris.


Begitu mulai bekerja, Asti dengan damai menyodorkan aneka macam dokumen wacana outlet yang harus dibuka, ditagih, rencana pemasukan dan pengeluaran bulanan serta piutang yang harus segera diselesaikan dalam waktu akrab Toro hanya mengangguk sambil mulai membuka dokumen itu lembar demi lembar. Ketika Asti berjalan ke luar ruangan entah kemana, beberapa sobat gres pun menghampiri.

“Anda ialah orang  yang ke sembilan yang dalam bulan ini. Delapan orang yang kemarin, besoknya tidak tiba lagi,” kata lelaki yang mengaku berjulukan Erwin.
“Ini ita dan satunya Dewi,” kata Erwin memperkenalkan keduanya.
“Saya Toro. Mudah-mudahan besok saya tiba untuk minta waktu, berapa usang sasaran tersebut harus dicapai,” kata Toro dengan penuh keyakinan.
“Wow ... Asti niscaya bakal sanggup kejutan,” ujar Ita dan Dewi hampir bersamaan.
“Tidak juga,” balas Toro, “yang perlu, kita harus kompak, saling bantu dan bukan saling menjatuhkan,” tambahnya.
“Oke ... oke,” jawab ketiganya sambil berjalan menuju ke mejanya masing-masing.


Esoknya, dengan tenangToro mendatangi ruangan Asti dan mengetuk pintunya. Setelah masuk, Toro menanyakan berapa usang sasaran tersebut dicapai, dan bonus apa yang didapat bila tercapai, serta ia meminta izin dua tiga hari untuk menuntaskan satu dan lain hal di kantornya yang sama.


“Oke, bonusnya sekitar 5 persen. Ketiga sobat yang ada dalam ruangan itu juga harus dapat. Izin sanggup diberikan, silakan masuk ada Senin mendatang,” jawab Asti sambil tersenyum sinis. Ia yakin, lelaki yang ada di depannya hanya omong besar saja.


Rasanya, sekali ini Asti harus merasakan sesuau yang berbeda. Usai menghadap, la meminta kepada ketiga teman barunya untuk meng-copy seluruh dokumen tersebut. Setelah mendapatkan copy yang menurutnya untuk dipelajari di rumah se usai  mengurus izin resign-nya di kawasan yang lama, Toro pun segera memasukkan dokumen tersebut ke dalam tas-nya. Dan sesudah sejenak berbasa-basi, Toro pun mohon diri.


“Sampai Senin depan,” katanya dengan penuh semangat.
“Oke.. ditunggu,” jawab Erwin dan Dewi.
“Salam buat ita,” kata Toro sambil berjalan ke luar.
“Baik ... nanti disampaikan,” jawab keduanya dengan tensenyum melihat ulah sobat barunya yang sedikit nyentrik itu.


Ternyata, Toro tidak kembali ke rumah kos-nya. Ia malahan memacu kendaraannya ke luar kota. Ya ... Toro ingin menjumpai kakeknya, Mbah Harjo, sosok yang dituakan oleh seluruh penduduk di desanya yang ada di sekitar kawasan wisata Batu Raden. Setelah sejenak beritirahat di sekitar Bandung, Toro kembali memacu kendaraannya menuju ke kampung halamannya. Singkat kata, sekitar pukul delapan,Ia sudah tiba di rumahnya. Setelah membersihkan badan dan sejenak beristirahat, Ia pun berkata; “Bapak, Toro mau ke rumah Mah Harjo, ada yang penting.”
“Ya ... jangan malam-malarn pulangnya,” jawab sang ayah.


Toro mengangguk dan berjalan sambil menghisap rokoknya. Kakinya melangkah di antara rimbunnya pepohonan yang menaungi jalan desanya. Tak berapa usang kemudian, kaki memasuki pekarangan yang di kiri-kanannya terdapat kolam ikan yang tidak mengecewakan luas. Belum lagi ia uluk salam, dari dalam, terdengar bunyi berat yang menyapanya dengan gaya Banyumas yang kental; “Alaikumsalam ... ayo cepat masuk.”
“Assalamualaikum,” sahut Toro tersipu malu. Ia tak rnenyangka, sang kakek,
ternyata telah menunggu kedatangannya sedari tadi. Buktinya, ada segelas kopi dan goreng singkong yang mulai hangat. Toro makin kagum dengan kewaskitaan simbahnya.

Primbon Mitos Mantra Kisah Misteri Cerita Mistis Pengalaman memakai ilmu mistik untuk pekerjaan


Setelah sejenak berbasa-basi, akhirnya, Toro pun mengutarakan kesulitannya. “Jujur Mbah, saya takut kalau tidak berhasil. Bantu saya Mbah...,” rengekToro.
“Berhasil atau tidak tergantung usaha. Jika dilakukan dengan tulus, nrimo dan serius, lnsya Tuhan akan diijabah dan artinya perjuangan tersebut berhasil,” papar Mbah Harjo dengan senyum menggoda.
“Ya ... tolong saya mbah,” kata Toro menghiba.

Mbah Harjo pun meminta Toro untuk mendekatkan telinganya. Perlahan, Ia pun membisikkan kata;
“BismiIIaIiirrohmannirrohim, kuwungkuwung pangadegku, tejo mantera paningalku, gelap sewu swaraku, teko welas teko asih wong... marang aku, saking Kersaning Allah.”
Toro yang cerdas dalam waktu singkat sanggup menghafal mantra tersebut. Dan lalu terdengar suaranya; “Sehabis kata “wong” diisi dengan kata apa Mbah?”

“Bebas, sanggup wong sekantor, wong seruangan, wong sejagat dan seterusnya,” sahut Mbah Harjo dengan mantap sambil tak lupa menyuruh Toro untuk meminum kopi dan merasakan goreng singkong yang mulai cuek itu. Setelah bertanya banyak hal, maka, Toro pun mohon diri untuk pulang dan berjanji sebelum pulang bakal singgah ke rumah Mbah Harjo.

Cerita Mistis Misteri Kisah Nyata Mitos Primbon Penggunaan Mantra Gendam Untuk Urusan Kerja


Dan benar, Sabtu pagi, Toro sudah kembali ke rumah Mbah Harjo. Sang kakek yang melihat kedatangan cucunya itu menyambutnya dengan penuh semangat. Setelah mendapatkan banyak nasihat, Toro pun mohon diri. Dan sebelum berangkat, terdengar bunyi sang kakek; “Jangan-jangan, nanti, pimpinanmu ada hati.”
“Ah ... mustahil Mbah. Saya orang dusun, gulung tikar dan hanya anak petani,” kata Toro sambil geleng-geleng kepala.


Dan benar, Senin, Toro masuk ke kantor dengan penuh percaya diri. Beberapa piutang yang selama ini menunggak, berhasil diselesaikan dengan baik sebelum makan siang. Boleh dikata, walau hanya mengandalkan telepon, tetapi, rencana pemasukan bulan itu sudah bersiklus dan dikerjakan dengan rapi oleh Ita dan Dewi. Sementara, Erwin diminta untuk menyusun daftar kunjungan untuk Toro melaksanakan presentasi.


“Ah ... kelihatannya dua bulan ini kita bakal sanggup bonus besar. Semua yang tertunda berhasil diselesaikan Toro dalam dua minggu,” kata ita dengan gembira.
Erwin dan Dewi pun Iangsung bertepuk tangan sambil bengumarn; “Bonus ... oh oh bonus.”


Tak hanya mereka bertiga, Asti, bahkan eksekutif produksi harus menyusun jadwal ulang semoga apa yang dipesan oleh agen yang bersedia berafiliasi sesudah Toro melaksanakan presentasi disana tidak kecewa, karena, pesanannya terlambat tiba atau mutu yang tidak sesuai.
Keberhasilan Toro yang dalam waktu dua bulan berhasil
rnendongkrak pendapatan pabrik jadi perbincangan semua karyawan. Mereka tak pernah menyangka, sosok yang nyentrik itu berhasil meyakinkan para pelanggan usang sekaligus menggaet pelanggan baru. Asti yang selama ini populer pada setiap lelaki pun mulai berubah. ia menaruh perhatian khusus pada Toro. “Ah ... ini niscaya gara-gara simbah,” gumam Toro.
Yang jelas, dengan mantranya, sudah barang tentu atas izin Allah, semua sanggup menuruti segala kata-katanya.
Itulah mitos mistis primbon pemanfaatan mantra mistik gendam untuk tujuan pekerjaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wajib Kamu Baca

Jasa Dukun Pelet Ampuh Sudah Terpercaya dan Handal Di Indonesia

Jasa Pelet dari Dukun Pelet Ampuh Sudah Terbukti Ampuh dan Tentunya Mahar Murah Reaksi Cepat Dukun pelet adalah:Orang yang memiliki kesangg...