22 Maret 2018

Misteri Goa Harimau Dengan Inovasi Artefak

Penelitian Arkeolog di Goa Harimau Sumatera Selatan

Sekali lagi Indonesia sangat kaya warisan budaya sejarah,salah satunya ialah inovasi fosil insan jaman purba di Goa Harimau.
Warga yang tinggal di sekitar tempat situs Goa Harimau yang tengah diekskavasi dilanda ketakutan. Makhluk astral yang sudah ribuan tahun mendiami tempat itu, kini bergentayangan lantaran rumahnya ‘dirusak’.. Mereka menyayangkan tim ekskavasi tidak melakukan,, ritual untuk meminta izin dan memindahkan roh leluhur sebelum melaksanakan kegiatan.
 “Jangankan tempat yang sudah ribuan tahun ditunggui makhluk halus, kuburan yang gres berumur 10 tahun saja, kalau mau dibongkar niscaya dilakukan selamatan dulu.ini main bongkar saja,” kecam Fa, sebut saja begitu- tokoh cowok setempat.
Menurut dia, tanggapan ekskavasi tanpa mengindahkan adat-istiadat setempat itu, kini banyak warga yang ketakutan lantaran mereka yakin makhluk halus yang berdiam di Goa Harimau murka dan akhirnya warga sekitar yang menjadi korban.

 

Penghuni Goa Harimau Gentayangan

“Belum usang ini ada warga yang mengalami tragedi aneh. Ketika ia tengah di ladang, siang bolong, tiba-tiba ada kakek-kakek tiba meminta air. Namun sehabis diberi air dan minum sampai satu teko, kakek itu hilang begitu saja. Karuan ia ketakutan dan kini tidak berani pergi ke ladang sendirian,” tutur Fa.
Selain pada sosok gaib, masyarakat sekitar juga takut jikalau nantinya banyak harimau yang menyerbu kampung mereka lantaran rumahnya porak-poranda. Sebab selama ini goa itu memang diyakini sebagai ‘rumah’ puluhan harimau Sumatera.
Sejak dilakukan ekskavasi pada goa yang terletak di Desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan.

Penemuan Artefak Logam Di Goa Harimau

mulai tanggal 13 Mel 2014 kemudian tersebut, terungkap adanya jejak kebudayaan paleometalik. Sejumlah artefak logam yang usianya mencapai 3.500 tahun ditemukan. Arkeolog prasejarah dan Pusat Arkeologi Nasional, yang terlibat riset Goa Harimau semenjak tahun 2009, Harry mengungkapkan bahwa artefak logam di situs itu unik. “Artefak logam sangat kreatif dan menyerupai dengan logam Dongsom di Vietnam,” katanya.

Ada nya artefak logam yang menyerupai dengan logam Dongsom memicu dugaan bahwa insan Goa Harimau sudah berinteraksi dengan bangsa lain. Mereka bisa menempuh perjalanan ke wilayah yang jauh dan berdagang ataupun barter.

“ini menarik lantaran insan di Goa Harimau sebetulnya tinggal di pedalaman. Bagaimana caranya mereka yang tidak punya jalan sudah berinteraksi dengan insan dari wilayah yang jauh?” tanya Harry.
Temuan-temuan di Goa Harimau menunjukkan bahwa insan di situs itu sudah mempunyai kebudayaan yang maju. Selain berinteraksi dengan bangsa lain, mereka juga sudah mengenal ritual penguburan maupun daur ulang alat.

Harry mengatakan, Goa Harimau diperkirakan telah dihuni insan semenjak 15.000 tahun lalu. Berdasarkan ekskavasi, setidaknya ada insan dan tiga tingkat budaya yang memanfaatkan Goa Harimau.
sementara peneliti arkeologi asal Jepang Prof Hirofumi Matsumura dan Dr Yamagata Mariko mengaku kagum atas keunikan sejarah di Goa Harimau. “Saya sangat kagum atas Goa Harimau dan ingin melihat keunikan dan perbedaan dibandingkan tempat yang lain,” kata Hirofumi Matsumura dikala melaksanakan penjajakan penelitian insan prasejarah yang hidup ribuan tahun kemudian di Goa Harimau.

Dikatakannya, hasil penelitian yang didapati di goa harimau sangat unik, yaitu ditemukan kerangka insan prasejarah tertumpuk lebih dari satu tengkorak dalam satu lubang dengan posisi berserakan, terlentang dan tertelungkup.
“Dan usia juga bermacam-macam mulai dari kerangka bayi sampai kakek-kakek,” katanya menyerupai dikutip dan laman kompas.com.
Menurut dia, dan kerangka yang sudah ditemukan diperkirakan berkaitan dengan kehidupan di zaman purba dan masa modern berusia bermacam-macam sekitar 3.000 tahun dan ada yang 14.000 tahun silam. Sebab, inovasi kerangka insan yang didapat ada tingkatan dari grup mongoloid, austrinisia dan juga grub autnonesia.
Sementara, Ketua Tim Arkeologi Nasional (Arkenas), Andhi Agus menambahkan dua peneliti Jepang tersebut melaksanakan penjajakan guna meneliti dan akan berkolaborasi dengan pihaknya dalam peneitian sejarah di Goa Harimau.

“Sebelum berkolaborasi kami akan lihat dulu pandangan mereka dan jadwal atau tahapan,” katanya.
Andhi menambahkan, penelitian dilakukan kali ini melibatkan sebanyak 17 orang peneliti clan Arkenas, dan selanjutnya akan melanjutkan penyelamatan di Goa Harimau untuk mencari kerangka insan prasejarah yang masih terkubur.

“Selain Jepang juga ada beberapa peneliti dan Prancis, Australia dan lnggnis, yang sudah mengajukan permohonan untuk bergabung meneliti Goa Harimau,” ujar Andhi.

Goa Angker

Sejak usang Goa Harimau dikenal sebagai goa yang sangat angker. Banyak kisah menyeramkan selama ini berkembang di tengah masyarakat sekitar. Jangankan mendekatinya, mendengar nama Gua Harimau saja menciptakan bulu kuduk berdiri. Begitulah mitos yang tertanam di benak warga Desa Padang bindu. Dinamakan Gua Harimau lantaran pacla zaman dahulu, di gua yang mempunyai pintu masuk sekitar 40 m-50 m tersebut populer tempat harimau menyimpan hasil buruannya. Gua dengan kemiringan 60 derajat sampai 80 derajat ini konon menjadi sarang harimau.

Hal itu diakui Ketua Adat Desa Padangbindu, Kecamatan Semidangaji, Kabupaten OKU, Abdul Kori (72). Menurut dia, dahulu kala leluhur Desa Padangbindu berjulukan Sang Aji Bagur melarang anak cucunya mendekati Gua Harimau. Gua yang berjarak sekitar 1,5 km atau satu jam berjalan kaki dan Desa Padangbindu itu populer angker.

Bila ada yang berani mendekati wilayah itu dipastikan tidak akan selamat. Niscaya ia dimakan harimau. Kisah itu, berdasarkan Kori, memang ada benarnya lantaran ada beberapa warga yang pernah menemukan sisa-sisa tulang binatang di dalam gua.

Seiring berjalannya waktu, insan pun semakin pintar. Mitos larangan mendekati Gua Harimau mulai dilanggar. Warga mulai berani mendekati Gua Harimau yang ternyata menyimpan harta karun lantaran di langit-langit gua banyak sarang burung walet. Sejak itulah warga tidak takut lagi mendekati Gua Harimau untuk mencari rezeki. “Sekarang gua itu tidak lagi angker,” urai Koni.

Bahkan, sudah banyak petani yang membuka kebun dan ladang di sekitan gua. Tiap hari Gua Harimau dilalui pejalan kaki menuju ladang. Maka keangkeran gua pun sirna.
Versi lain mengatakan, nama Gua Harimau diambil dari bentuk fisik gua lantaran pintu masuk gua menyerupai verbal harimau yang sedang menganga, dengan gigi-gigi dan taring yang tajam. Bila diperhatikan secara seksama bentuk fisik gua memang ada kemiripan dengan verbal harimau yang siap menyantap mangsanya.

Namun, sampai sejauh ini tokoh masyarakat setempat mengaku belum tahu persis asal mula gua yang mempunyai langit-langit (atap gua) setinggi 20-30 meter itu sehingga dinamakan Gua Harimau. Ketua Adat Desa Padangbindu
mengakui, suasana di sekitan Gua Harimau dulu dan kini memang sudah jauh berbeda. Goa yang dulu populer angker dan sangat ditakuti wanga kini tidak lagi.

Terbukti kedatangan tim peneliti dan Pusat Penélitian Arkeologi Nasional berhari-hari melaksanakan penelitian di lokasi di dalam gua. Hasilnya sangat mengagetkan. Peneliti berhasil menemukan fosil empat kerangka insan prasejarah yang diperkirakan berumur 3.000 tahun di dalam gua.

Penemuan Iainnya di dalam gua selain kerangka (lukisan di dalam gua dan kalung berbandul taring babi hutan) dan sejumlah penalatan rumah tangga yang terbuat dari batu. Temuan arkeolog di Desa Padang bindu ini menambah isu lagi peradaban dan kebudayaan insan purba.
Kepala Dinas Pariwisata OKU Aufa S Sarkomi juga mendukung ekskavasi Goa Harimau yang dilakukan oleh para peneliti dari banyak sekali negana.

“Kedatangan dua orang peneliti Jepang ini merupakan yang kedua kalinya di Gua Harimau,” katanya.
Ia mengemukakan, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan potensi objek wisata di Kabupaten OKU biar semakin banyak wisatawan dari luar negeri berkunjung ke wilayah setempat.
“Banyaknya ilmuan dunia akan tiba ke sini menunjukan bahwa daerah kita kaya akan potensi. Tentunya, kami terus berupaya untuk meningkatkan potensi wisata di OKU,” ujar Aufa.
Atas kenyataan itu, Fa mengingatkan agan pejabat setempat tidak gegabah.
Baca Juga;
“Meski mereka mungkin tidak percaya dengan hal mistik tetapi membongkan kuburan nenek moyang tanpa penghormatan kepada penghuninya, ialah perilaku semena-mena. Itu bukan sifat budaya ketimuran yang kita anut di mana menghormati para sesepuh, meski sudah meninggal dunia, ialah kewajiban yang mutlak hanus kita lakukan,” tegas Fa.
Itulah kisah kisah mistis wacana goa harimau 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wajib Kamu Baca

Jasa Dukun Pelet Ampuh Sudah Terpercaya dan Handal Di Indonesia

Jasa Pelet dari Dukun Pelet Ampuh Sudah Terbukti Ampuh dan Tentunya Mahar Murah Reaksi Cepat Dukun pelet adalah:Orang yang memiliki kesangg...