17 Oktober 2018

Amira Mayorga : Yesus Tidak Menyuruh Umatnya Untuk Menyembahnya !

Amira Mayorga : Yesus Tidak Menyuruh Umatnya Untuk Menyembahnya !

Amira Mayorga : Yesus Tidak Menyuruh Umatnya Untuk Menyembahnya !


Amira Mayorga, lahir dari keluarga Kristen Protestan yang taat. Kakek dan neneknya seorang pastor, sementara Amira sendiri mengajar sekolah minggu untuk anak-anak. Doktrin Trinitas begitu menempel dalam kehidupan keseharian Amira.

Tak heran jikalau Amira agak sulit mendapatkan gosip ihwal aliran Islam, ketika ia bertemu dengan teman-temannya yang Muslim dan berdiskusi ihwal Islam, ketika ia berkesempatan berkunjung ke Washington DC empat tahun yang lalu.

Ketika itu kata Amira, teman-teman Muslimnya selalu berkata, “Saya tidak memaksa kau untuk menjadi seorang Muslim, saya hanya menjelaskan ihwal Islam.” Amira sendiri tidak terlalu menaruh perhatian pada klarifikasi teman-teman Muslimnya ihwal Islam, Amira bahkan berpikir bahwa teman-teman Muslimnya-lah yang salah dan ia tetap menganut agamanya, Kristen Protestan.

Suatu ketika, ketika berkunjung ke Guatemala, Amira bertemu dengan seseorang asal Aljazair lewat lembaga chatting di internet. Keduanya kemudian menjadi sahabat baik dan banyak berdiskusi ihwal Islam, terutama ihwal konsep ketuhanan dalam aliran Kristen.

Amira mengakui, ia kehabisan argumen untuk mendukung konsep ketuhanan dalam Kristen. Dan itu mendorongnya menjelajahi dunia maya guna menggali banyak gosip ihwal aliran Islam.

“Saya banyak membaca ihwal keindahan Islam dan mulai menyadari bahwa Yesus tidak pernah menyuruh umatnya untuk menyembah dirinya, tapi Yesus menyerukan umatnya untuk menyembah Tuhan yang Esa.

Amira makin tertarik dengan Islam dan pada Ramadhan, ia mulai ikut berpuasa meski puasanya masih belum sempurna.

Selanjutnya, Amira banyak mengikuti kelompok-kelompok diskusi Islam di internet, mulai dari kelompok milis Amr Diab (nama seorang penyanyi asal Mesir) hingga kelompok Allah Alone. Dari dunia maya, Amira banyak bertemu Muslim dari banyak sekali negara, yang menjadi tempatnya untuk bertanya segala hal ihwal Islam.

Amira mulai menentukan nama Muslim yang akan digunakannya, tapi ia belum berani untuk mengucap syahadat. Alasannya, sebagai seorang keturunan latin Amerika, ia belum bisa meninggalkan tradisi masyarakat Latin yang tidak jauh dari pesta, minuman beralkohol dan dansa-dansi.

“Saya tidak mau masuk Islam, tapi saya masih melaksanakan acara ibarat itu. Saya berkata pada diri saya sendiri, jikalau saya sudah bisa meninggalkan itu semua, saya ingin menjadi seorang Muslim,” ujar Amira.

Amira mulai membaca al-Quran yang dibelinya. Suatu ketika ketika minum kopi bersama seorang temannya, Amira menyampaikan bahwa ia mencicipi kedamaian mengikuti “filosofi” yang ada dalam aliran Islam dan mengungkapkan keinginannya untuk masuk Islam. Tapi sobat baiknya malah menjawab, ” You are crazy.”

Mimpi Aneh

Namun Amira tetap mempelajari Islam. Hingga suatu malam ia mimpi aneh. Dalam mimpi itu, Amira dan sahabatnya tadi berada dalam sebuah gedung yang sangat luas dan ia duduk di lantai yang sangat tinggi. Di hadapannya ada seberkas sinar yang menembus beling jendela, dan Amira mengajak sahabatnya untuk keluar dan melihat sinar apakah itu. Sahabatnya takut, namun Amira terus membujuknya.

Sahabat Amira itu hasilnya mau keluar dan mereka menyaksikan sebuah kota yang kosong, gedung-gedung di kota itu nampak bau tanah dan kotor. Keduanya kemudian melihat seorang pria tiba dengan membawa cemeti. Amira dan temannya ketakutan dan pada ketika itu, pria dalam mimpi Amira berkata,”Kamu menyampaikan bahwa kau sudah mengetahui kebenaran, mintalah tunjangan pada Tuhan-mu dari semua ini.”

Sebelum sempat menjawab, Amira terbangun dari tidurnya dan merasa tubuhnya sangat lemah, ia bahkan merasa lumpuh dan tak bisa bergerak sedikitpun. Ia menceritakan mimpinya pada salah seorang sahabat Muslimnya. Sahabatnya itu menyarakan semoga Amira segera masuk Islam. Teman Amira lainnya yang beragama Nasrani menganggap Amira sedang galau dan menyarankannya untuk meminta tunjangan “Tuhan” (Yesus) untuk menemukan kedamaian sejati.

Amira masih belum tergerak hatinya untuk memeluk Islam dan kembali melaksanakan riset di internet ihwal Islam dan bertemu dengan seorang Muslimah berjulukan Dina Stova yang mengirimkannya email-ermail ihwal Islam. Amira masih juga mencari-cari alasan ketika Dina menanyakan mengapa ia belum juga mengucap syahadat, hingga sahabatnya itu mengatakan, “Islam ialah agama yang mengajarkan toleransi, cobalah setahap demi setahap.”

Mendengar perkataan Dina, Amira hasilnya menyatakan ingin masuk Islam dan pribadi mengucapkan dua kalimat syahadat. “Setelah mengucapkan kalimat syahadat, tiba-tiba saja saya mencicipi kedamaian itu. Kedamaian hati yang selama ini saya cari dalam hidup saya. Rasanya sudah jelas, jawabannya ialah Islam. Sekarang dan selamanya, saya ialah seorang Muslimah,” tukas Amira.

Namun Amira harus menghadapi tantangan berat dari keluarganya. Saudara laki-lakinya, sempat setahun tidak mengajaknya bicara sesudah tahu ia memeluk Islam. Tapi Allah Maha Besar, pada 16 Oktober 2007 saudara laki-lakinya itu malah ikut masuk Islam dan mengucap dua kalimat syahadat.

Saat ini, Amira terus melaksanakan pendekatan pada keluarganya, semoga seluruh keluarganya juga mau masuk Islam dan mendapatkan pesan-pesan Islam yang disampaikannya. Sebuah usaha yang tidak ringan bagi seorang mualaf ibarat Amira.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wajib Kamu Baca

Jasa Dukun Pelet Ampuh Sudah Terpercaya dan Handal Di Indonesia

Jasa Pelet dari Dukun Pelet Ampuh Sudah Terbukti Ampuh dan Tentunya Mahar Murah Reaksi Cepat Dukun pelet adalah:Orang yang memiliki kesangg...