Dijupuk Iwake Aja Nganti Butek Banyune
dijupuk iwake ojo nganti buthek banyune
Pepatah di atas secara harfiah berarti diambil ikannya jangan hingga keruh airnya.
Pepatah ini mengandaikan pada sebuah bencana perburuan ikan di kolam atau di sebuah sungai. Pada umumnya pengambilan ikan di kolam atau sungai selalu menjadikan kekeruhan pada air daerah ikan tersebut diambil. Hal ini terjadi sebab gerakan badan manusia, benda lain, atau bahkan gerakan ikan itu sendiri di dalam air tersebut sehingga mengubak atau mengaduk air kolam/ sungai. Idealnya ialah ikan yang diincar sanggup diambil namun air yang melingkupinya jangan hingga menjadi keruh atau butek.
Pepatah ini secara luas menyangkutkan persoalannya pada pengambilan akal atau penyelesaian masalah yang diidealkan jangan hingga menjadikan korban atau masalah baru. Hal ini sanggup dicontohkan contohnya pada kasus pencurian yang dilakukan oleh seseorang di sebuah dusun. Kebetulan ketua dusunnya mengetahui siapa pelaku pencurian itu. Agar masyarakat jangan hingga gaduh dan ribut-ribut nggak karuan, ketua dusun segera tiba dan menangkap pencuri tersebut kemudian pencuri tersebut disuruh untuk mengembalikan barang-barang yang dicurinya.
Setelah barang yang dicuri dikembalikan, orang yang kehilangan pun lega. Pencurinya tidak digebuki massa. Ketua dusunnya akan semakin naik pamornya sebab jeli dan terampil menangani persoalan. Masyarakatnya tetap tenang. Persoalan yang melanda dusun sanggup diselesaikan tanpa ribut, tanpa korban, tanpa kegaduhan. Minim resiko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar