15 Oktober 2018

Kisah Keislaman Yvone Ridley, Wartawati Mantan Tawanan Taliban

Kisah Keislaman Yvone Ridley, Wartawati Mantan Tawanan Taliban


Mbahgewor.com - Yvone Ridley, Wartawati Sunday Express, berwarganegara dan tinggal di Inggris, yang ditangkap dan ditawan Mujahidin Taliban di Afghanistan kini telah menjadi muslimah, daiyah yang berkeliling dunia untuk menyerukan kebenaran Islam. Berikut dongeng keislamannya.

Belajar Shalat di Penjara


Selama di penjara dan menjadi tahanan pasukan Taliban, saya menjadi tawanan terdekil. Maklumlah tidak ada air untuk membasuh muka. Aku juga diinterogasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang menciptakan saya bingung. Pasukan Taliban juga menciptakan mentalku jatuh, saya pernah ditanya selama seharian. Aku semula membenci mereka yang menangkapku. Aku meludahi mereka, berangasan terhadap mereka dan menolak makan. Aku tertarik Islam hanya ketika saya sudah bebas.

Meski begitu, saya diperlakukan secara terhormat dan baik sekali. Mereka menyampaikan bahwa jika saya sedih, maka mereka akan sedih juga. “Aku tidak percaya dengan semua yang saya alami. Orang niscaya akan menduga saya akan diperlakukan secara tidak adil dan disiksa ibarat tawanan perang,”tulisku dalam buku harian yang saya catat setiap hari.

Sulit dipercaya, apa yang saya gambarkan wacana keganasan pasukan Taliban ternyata tidak seburuk apa yang saya lihat. Selama di penjara tiap hari saya bangkit dan melihat mereka melaksanakan salat berjamaah dan penuh dengan kekhusyuan. Terkadang saya juga menirukan cara mereka salat. Ada perasaan lain dikala saya melaksanakan salat. Padahal saya dikurung bersama 10 missionaris Kristen. Mereka tiap pagi menyanyikan kebanggaan doa. Tapi, saya tidak terpengaruh malah saya tertarik kepada cara mereka salat dan memperlakukan tawanan.

Aku dibebaskan oleh Mullah Omar pemimpin tertinggi pasukan Taliban. Mereka memperlakukan saya dengan penuh hormat dan baik sekali. Sampai saya berjanji kepada diriku sendiri bahwa sekembaliku ke London saya akan mempelajari agama Islam.

Setiap lembar demi lembar Quran saya baca. Aku makin tertarik dan membuatku kagum akan isi dan makna yang terkandung di dalamnya. Aku pernah diberi buku karangan Syeikh Abu Hamzah Al Masri. Isinya diterangkan soal pentingnya perempuan menjaga diri dengan pakaian yang islami. Sampai-sampai saya membuka sekolah di Soho, London khusus untuk mempelajari Islam Taliban dan ajarannya bagi masyarakat London.

Terkesan Surat An Nisa alasannya yaitu Menghargai Wanita

Ketika, saya tetapkan untuk masuk Islam, saya disudutkan oleh banyak orang. Ada yang mengatakan, bahwa saya gila. Namun, saya membantahnya. Ketika saya menyampaikan bahwa Islam tidak seburuk yang mereka pikir, saya disangka telah dicuci otak. Hampir semua orang menganggap saya kerasukan setan.

Aku disuruh untuk keluar dari Islam. Tapi saya tolak. Aku hanya percaya apa yang saya baca dalam Alquran. Di situlah perjalanan Islam-ku mulai tumbuh.

Ketertarikanku akan Islam alasannya yaitu adanya persamaan jenis kelamin. Dalam Quran dinyatakan bahwa Tuhan tidak melihat jenis kelamin atau warna kulit. Namun, hanya melihat keimanan mereka. Bahkan Quran memuat ayat tersendiri khusus perempuan dengan segala problematikanya. Aku pikir Quran yaitu pemerjuang hak-hak perempuan dalam segala hal, termasuk soal perceraian yang sudah diatur 1500 tahun yang lampau

Ketertarikanku akan Islam alasannya yaitu adanya persamaan jenis kelamin. Dalam Quran dinyatakan bahwa Tuhan tidak melihat jenis kelamin atau warna kulit. Namun, hanya melihat keimanan mereka. Bahkan Quran memuat ayat tersendiri khusus perempuan dengan segala problematikanya. Aku pikir Quran yaitu pemerjuang hak-hak perempuan dalam segala hal, termasuk soal perceraian yang sudah diatur 1500 tahun yang lampau. Sungguh jago setiap kali saya buka tiap lembar dari Alquran.

Islam begitu menghargai perempuan dalam soal kedudukan dan status. Dalam Quran dinyatakan dengan terang wacana kesempurnaan Islam dalam memandang wanita. Dalam pandangan kelompok Islam Taliban saya melihat banyak perempuan muslimah yang gotong royong dalam mendidik anak, mencuci pakaian, dan berguru agama.

Pemandangan ini tentu tidak ada di negeri Barat yang saya pahami. Sering kali di Inggris para perempuan dan pria hanya sibuk mencaci dan mengkritik soal berat tubuh dan warna kulit.

Tahun 2003 saya dipecat dari Sunday Express alasannya yaitu keislamanku. Berbagai bahaya menghinggapi bahkan, tidak hanya bahaya yang saya terima. Visaku dibatalkan, saya benar-benar dalam masalah. Hidupku ibarat dihancurkan oleh sistem politik yang tidak menguntungkan. Tapi saya tidak menyerah

Tahun 2003 saya dipecat dari Sunday Express alasannya yaitu keislamanku. Berbagai bahaya menghinggapi bahkan, tidak hanya bahaya yang saya terima. Visaku dibatalkan, saya benar-benar dalam masalah. Hidupku ibarat dihancurkan oleh sistem politik yang tidak menguntungkan. Tapi saya tidak menyerah.

Apalagi ketika liputanku soal Usamah bin Laden ditayangkan. Aku sempat dituduh sebagai tersangka.

Ridley Memang Telah Berubah

Aku dulunya yaitu penganut Nasrani Protestant di Stanley dan menjadi penyanyi gereja di sana. Aku juga seorang guru agama di Sunday School. Tetapi, kini Aku menjadi muslimah yang getol menyuarakan wacana perdamaian dalam Islam.

Ia juga menyatakan,”Aku tidak pernah mengenali Muhammad sebelum ini tetapi pada hari ini Aku mampu mati demi Muhammad SallaLlahu ‘Alaihi Wa Salam.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wajib Kamu Baca

Jasa Dukun Pelet Ampuh Sudah Terpercaya dan Handal Di Indonesia

Jasa Pelet dari Dukun Pelet Ampuh Sudah Terbukti Ampuh dan Tentunya Mahar Murah Reaksi Cepat Dukun pelet adalah:Orang yang memiliki kesangg...