يَجْزِيهِمْ مَا يَجْزِي أَهْلَ السَّمَاءِ
Asma’ berkata, “Wahai Nabi Allah, bekerjsama Malaikat tidak makan dan tidak minum.” Jawab Nabi صلى الله عليه و سلم :
“Akan tetapi mereka membaca tasbih dan mensucikan Allah SWT , dan itulah kuliner dan minuman kaum beriman ketika itu, tasbih dan taqdis.” (HR. Abdul Razzaq, ath-Thayalisi, Ahmad, Ibnu Asakir. Ibnu Katsir berkata, “Isnad ini merupakan isnad yang tidak ada cacat (laa ba’sa bihi).” (“Kisah Dajjal”—Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani; Pustaka Imam Asy-Syafi’i; hlman. 94-95)
Yang dimaksud oleh Asma’ binti Yazid Al-Anshariyyah dengan “mereka tidak mendapat apa-apa sehingga saya khawatir terkena tragedi alam kelaparan” ialah ketika menjelang Ad-Dajjal keluar untuk menebar fitnah di tengah ummat manusia. Khususnya di dalam suatu hadits yang juga dijelaskan oleh Syaikh Al-Albani sebagai berikut:
“Sesungguhnya tiga tahun sebelum kemunculan Ad-Dajjal, di tahun pertama, langit menahan sepertiga air hujannya, bumi menahan sepertiga hasil tumbuhannya, dan di tahun kedua, langit menahan dua pertiga air hujannya, dan bumi juga menahan dua pertiga hasil tanamannya. Dan di tahun ketiga langit menahan seluruh yang ada padanya dan begitu pula bumi, sehingga binasalah setiap yang mempunyai gigi pemamah dan kuku.” (“Kisah Dajjal”— Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani; Pustaka Imam Asy-Syafi’i; hlm. 92)
Jika Nabi SAW, menyatakan bahwa “sehingga binasalah setiap yang mempunyai gigi pemamah dan kuku”, itu berarti setiap binatang yang menawarkan protein utama bagi insan menjadi punah. Seperti di antaranya ialah: kambing, domba, sapi, kerbau dan onta. Dan alasannya yaitu itulah Asma’ menjadi khawatir apa yang bakal menjadi kuliner kaum beriman di masa itu. Lalu Nabi SAW, menjelaskan bahwa kuliner kaum mukmin di masa itu ialah kuliner penghuni langit, yaitu para malaikat. Dalam hal ini berupa tasbih dan taqdis.
Masya Allah…! Nabi SAW, memberi tahu kita yang hidup di masa menjelang datangnya puncak fitnah, yakni Ad-Dajjal, bahwa jenis kuliner orang beriman yaitu semisal dengan kuliner para malaikat. Bayangkan…! Betapa pentingnya kedudukan dan peranan dzikrullah di masa fitnah menjelang hadirnya Ad-Dajjal. Sedemikian pentingnya mengingat Allah SWT, (dzikrullah) sehingga kalau dilakukan dengan baik dan benar, maka ia sanggup menggantikan fungsi makanan, khususnya protein, yang pada masa itu menjadi barang langka kalau tidak sanggup dikatakan musnah sama sekali.
Maka saudaraku, alangkah pentingnya ummat Islam semenjak kini sudah melatih diri dan keluarganya untuk melaksanakan dzikrullah yang berkualitas dan sebanyak mungkin. Baik dzikrullah yang formal, ibarat sholat lima waktu yang hukumnya fardhu ‘ain, maupun dzikrullah yang non-formal ibarat banyak sekali wirid yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW . Pantas bilamana Allah SWT,menurunkan ayat khusus berisi perintah untuk dzikrullah sebanyak mungkin.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا
Bila ummat Islam sudah membiasakan semenjak dini berdzikir mengingat Allah SWT, sebanyak mungkin dan diiringi dengan kualitas pelaksanaan yang bermakna, pasti perlahan tapi pasti aktivitas dzikrullah akan menjadi suatu kebutuhan bagi ruhani mukmin laksana kuliner dan protein yang diharapkan oleh tubuh. Jadi, semenjak kini setiap mukmin perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas dzikrullah alasannya yaitu kita tidak tahu kapan tiga tahun sulit menjelang keluarnya Ad-Dajjal datang. Lebih baik mempersiapkan diri dan keluarga sedini mungkin daripada terlambat.
Alhamdulillah, kita bersyukur Nabi Muhammad SAW, memberi tahu beberapa pesan khusus mengenai wirid yang berkaitan dengan fitnah Ad-Dajjal, seperti:
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
من قرأ سورة الكهف كما أنزلت كانت له نورا يوم القيامة من مقامه إلى مكة ومن قرأ عشر آيات من آخرها ثم خرج الدجال لم يضره
“Barangsiapa membaca surah Al-Kahfi sebagaimana diturunkan, maka baginya cahaya di hari Kiamat dari tempatnya sampai Mekkah, dan barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir surah Al-Kahfi kemudian Ad-Dajjal keluar, maka Ad-Dajjal tidak akan sanggup memudharatkannya.” (Dishahihkan oleh Al-Albani)
إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Jika salah seorang diantara kalian ber-tasyahud (dalam sholat), hendaklah meminta dukungan kepada Allah SWT, dari empat kasus dan berdoa,“ALLAHUMMA INNI A’UUDZUBIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAMA WAMIN ‘ADZAABIL QABRI WAMIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT WAMIN SYARRI FITNATIL MASIIHID DAJJAL (Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam dan siksa kubur, dan fitnah kehidupan dan kematian, serta keburukan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal).” (HR. Muslim No. 924)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar