Menthung Koja Kena Sembagine

Menthung Koja Kena Sembagine

Artinya: Membohongi, justru bekerjsama dibohongi.

Saat kehidupan ini, dimana saat kita berinteraksi dengan orang-orang disekitar kita, dengan ego yang begitu besar lengan berkuasa dalam mempertahankan diri, maka jurus ampuh yang sering digunakan yaitu dengan membohongi, semoga selamat dari resiko maupun tanggung jawab.

Bohong disini yang di maksud tentunya bukan sekedar matematis, tapi lebih kepada motivasi yang bersifat merusak atau tidak membangun.

Pemangku jabatan pada negara sering sekali dianggap membohongi rakyatnya bila dianggap suatu kesepakatan tidak terealisasi, kemudian dicarilah pura-pura untuk menipu/membohongi rakyat dengan motivasi yang merusak, pejabat boleh saja berhasil dan bahagia membohongi, namun bekerjsama dalam arti lebih dalam itu dapat membohongi dirinya sendiri alasannya yaitu resikonya untuknya jauh lebih besar, hanya mungkin secara matematis tidak terhitung/terlihat.

Dalam Kehidupan berumah tangga, “Menthung Koja Kena Sembagine”, jangan ada dusta diantara kita, demikian nyanyian sebuah lagu. Sekecil apapun tetaplah selalu saling terbuka, janganlah membohongi. Berbohong pada pasangan, bukan hanya sekedar berbohong pada pribadinya, tapi pada keutuhan keluarga secara keseluruhan.

Segala hal buruk yang terjadi dalam rumah tangga, biasanya karena terlambat untuk jujur.

Dalam hubungan orang bau tanah dan anak (Guru dan Murid), anak atau murid sering berusaha untuk mengelabui orang bau tanah atau guru atas tanggung jawab mereka, yang mana ingin membohongi orang tuanya atau gurunya, padahal dalam arti bekerjsama mereka telah membohongi diri mereka sendiri dan telah oke untuk tidak menjadi anak atau murid yang baik. Demikian orang bau tanah atau guru sering membohongi anak dan murid karena gengsi atas kesalahan di buat, berani untuk refleksi diri dan mengakui serta berhenti melakukan, jauh lebih baik dan benar, daripada tetap menjaga nama baik.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), mari kita junjung kehidupan ini dengan segala kejujuran, alasannya yaitu dunia memang sudah demikian ruwet, janganlah kita membebani diri kita dengan kebohongan yang hasilnya menghambat diri kita untuk beradab dan tentunya mempengaruhi masyarakat yang untuk menuju peradaban yang lebih luhur.