Ritual Nagol Paling Mengerikan Dari Vanuatu

MyMisteri Leony Li - Pernah Anda bayangkan ibarat melaksanakan bungee jumping atau olahraga melompat dari daerah tinggi yang mengerikan? Ya, memang olahraga yang satu ini cukup mengerikan, sedikit saja kesalahan maka nyawalah dipertaruhkan.

Tapi, masih ada lebih mengerikan dari bungee jumping yang biasa dilakukan oleh penduduk Vanuatu. Vanuatu yaitu sebuah negara kepulauan yang terletak di selatan Samudra Pasifik.

Disana setiap tahun dari bulan April sampai Juni, penduduk yang tinggal di potongan selatan Pulau Pentecost di Vanuatu akan mengadakan salah satu upacara moral paling spektakuler dan menantang selesai hidup yang pernah ada di dunia. Mereka biasa menyebutnya Nagol atau Gol.

Dikutip dari laman Wikipedia.org. Selama program berlangsung, para laki-laki akan naik ke menara kayu setinggi 30 meter dan melompat ke bawah. Land diving dilakukan tanpa peralatan keselamatan apa pun.

Mereka hanya mengikatkan flora rambat pada kedua pergelangan kaki mereka sebagai penahan. Dan tradisi ekstrem ini kini telah bermetamorfosis sebuah objek wisata.

Sementara menara kayu dibangun, para penerjun harus tinggal di gubuk-gubuk yang dibentuk khusus untuk pria. Mereka bahkan harus menghindari kontak dengan wanita. Ritual itu dikatakan sanggup menjernihkan pikiran mereka.

Asal-usul Nagol sendiri bermula dari legenda seorang perempuan yang merasa tidak suka pada suaminya, Tamalie (ada beberapa versi nama). Menurut dongeng masyarakat setempat, perempuan itu murka sebab suaminya terlalu gila, sehingga beliau mencoba melarikan diri ke hutan. Tamalie mengejar istrinya dan melihat perempuan itu memanjat sebuah pohon.

Tamalie kemudian mengikuti istrinya memanjat pohon itu. Wanita itu kemudian mengikatkan akar pohon rambat itu pada kedua pergelangan kakinya dan melompat ke bawah. Dia pun selamat. Sialnya, suaminya yang ikut melompat untuk mengejarnya, tidak mengikat pergelangan kakinya dengan akar pohon itu.

Tubuhnya pun eksklusif menyambar tanah dan tewas seketika. Hal itu menciptakan para laki-laki di pulau tersebut mulai berguru untuk melaksanakan Nagol sehingga mereka tidak lagi sanggup ditipu oleh kaum wanita.